Mata pencahariannya terganggu akibat limbah tambak modern tak berizin itu. "Nelayan cari ikan kesulitan, karena lautnya tercemar limbah mas, otomatis ikan-ikan menjauh, kita kalau cari ikan jauh sekali mas, sampai di Pantai Bande Alit," ujar Suparno salah satu nelayan Desa Kepanjen .
Menurutnya, jika tambak-tambak modern dan ilegal tetapi di biyarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember. Maka hal itu akan membuat nelayan terusir dengan sendirinya. "Soalnya semua tempat di Pantai sudah dibuat tambak semua," tambah pria yang akrab disapa Parno ini.
Menurutnya warga tidak punya tambak yang ada kincir anginnya seperti punya penambak-penambak orang jauh itu. "Kelau itu Tambak rakyat, rakyat mana, warga sini hanya punya tambak tradisonal, mengandalkan pasang surut air laut. Itupun di wilayah Barat," jelasnya.
Pria asal Dusun Jeni mengutarakan bahwa para nelayan sudah resah atas keberadaan tambak modern ilegal ini, dan berharap Bupati Jember Hendy Siswanti segera mengambil langkah tegas keberadaan bangunan liar di Sepadan Pantai Selatan.
"Nanti kalau kita bakar tambaknya,nanti malah kita disalahkan dan dipolisikan, oleh karena itu Bupati harus ngambil langkah, Jangan hanya mengumbar janji, penuhi janjinya, yang dulu saat datang ke pesisir, katanya mau menertibkan," tuturnya
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember Edi Cahyo Purnomo menduga, khawatir jika Pemkab terus membiarkan dipastikan banyak sepadan Pantai diserobot. "wargalah yang dirugikan akibat air laut tercenar, dampaknya, mata pencaharian nelayan terganggu," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan pria yang akrab disapa Cak Ipung ini.
Oleh karenanya, Cak Ipung Mendesak agar Bupati segera mengambil langkah tegas, menertibkan tambak -tambak yang tidak mengantongi izin. "Nunggu apalagi, rekomendasi dari dinas provinsi sudah ada, dan jelas, apalagi yang ditunggu," seru Sektetaris Komisi D DPRD Jember ini.
Hal senada juga diutarakan Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto, kata dia, puluhan tambak-tambak ilegal, memiliki nilai investasi ratusan miliyar rupiah. "Jangan-jangan ada oknum oknum yang tidak bertanggungjawab yang bermain di sini," katanya. (naw/eros).