Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Produksi kopi yang dihasilkan oleh Perkebunan Besar (PB) terbesar pada tahun 2022 berasal dari Provinsi Jawa Timur dengan produksi sebesar 3,39 ribu ton atau 85,15 persen dari total produksi dari PB di Indonesia.
Peningkatan produksi kopi tersebut berakibat pada kenaikan limbah yang dihasilkan selama proses pengolahan kopi. Tefa Pengolahan Produk Kopi merupakan salah satu teaching factory dari Politeknik Negeri Jember yang bertujuan menghasilkan produk kopi sesuai permintaan dengan menggunakan fasilitas yang terintegrasi dengan laboratorium Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan (Lab PHTP).
Staff Pengajar Program Studi Pengelolaan Perkebunan Kopi Politeknik Negeri Jember, Eva Rosdiana mengatakan bahwa kegiatan pengabdian ini dilakukan guna memberikan pelatihan kepada Tenaga kerja Tefa untuk menambah added value atau nilai tambah dari limbah pengolahan produksi kopi melalui pembuatan kulit kopi menjadi teh cascara.
Kegiatan pengabdian ini melibatkan tenaga pengajar dari Prodi Pengelolaan Perkebunan Kopi, Politeknik Negeri Jember yaitu Eva Rosdiana, Setyo Andi Nugroho, Rizky Nirmala Kusumaningtyas dan Putri Santika.
Adapun pelaksanaan pengabdian ini meliputi 5 tahapan, yaitu (1) Analisis situasi dan koordinasi dengan mitra, (2) Pelaksanaan kegiatan melalui edukasi modul pengolahan teh cascara, (3) Memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai potensi dan pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi teh cascara, (4) Memberikan pelatihan/praktek langsung kepada staff dan teknisi tentang potensi limbah kulit kopi dan pembuatan teh cascara, 5). Monitoring dan evaluasi, 6) Keberlanjutan program.
Hasil kegiatan dari pengabdian ini yaitu (1) Tim Tefa Pengolahan Kopi mendapatkan tambahan pengetahuan terkait kulit kopi dan pembuatan teh cascara. (2) Tim Tefa Pengolahan mendapatkan solusi terkait permasalahan limbah (3) Tim Tefa Pengolahan Kopi dapat menghasilkan produk unggulan selain kopi bubuk yaitu diversifikasi produk olahan limbah kopi seperti teh cascara. Diversifikasi produk merupakan salah satu bentuk dari strategi pengembangan produk. Diversifikasi produk yaitu jalan membuka lini produk baru supaya lebih beragam untuk mendapatkan target pasar yang baru.
Eva Roasdiana selaku ketua menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian ini sangat berguna bagi pihak teaching factory pengolahan kopi. “Perlu adanya pengolahan limbah yang berkelanjutan agar tidak menjadi permasalahan di sekitar lingkungan Tefa. Selain itu pengolahan limbah menjadi teh cascara dapat meningkatkan nilai jual dari limbah sisa proses pengolahan, “tambah anggota pelaksana Rizky Nirmala.
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Peningkatan Nilai Tambah Bahan Baku Kopi Melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Menajdi Teh Cascara di Teaching Factory Pengolahan Produk Kopi” mampu meningkatkan pengetahuan dan pembuatan inovasi pengembangan produk baru melalui pengolahan limbah pengolahan kopi, yaitu kulit buah menjadi teh cascara.
Setyo Andi Nugroho salah satu anggota pelaksana mengatakan bahwa besar harapan kita agar kegiatan pembuatan teh cascara ini dapat berjalan secara terus-menerus dan berkelanjutan. (*)