Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Polije melalui program pengabdian Masyarakat dengan ketua Rindha Rentina Darah Pertami melakukan pelatihan pengemasan sayur melalui kegiatan P5 di Sekolah Luar Biasa Jember.
Kegiatan ini dilaksanakan Bersama tim dosen yang memilki kompetensi dibidangnya yaitu Trismayanti Dwi Puspitasari, Jumiatun, Arvita Agus Kurniasar. Selain itu juga melibatkan mahasiswa sebagai bentuk program MBKM yaitu Azizah Afni Maulidiyah dan Chandica Jhibran Bondan Purbo Aditia.
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diterapkan di SLB Negeri Jember melalui kegiatan pendekatan Aktivitas Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) melalui tema "Kebun Sekolah". Namun seiring dengan pelaksanaan proyek tersebut terdapat beberapa kendala yaitu keterbatasan guru dalam mengelola jumlah siswa jika harus berkegiatan praktik secara langsung.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa pada SLB Negeri Jember salah satu potensi yang dapat dikembangkan keterampilan dan kerja sama tim adalah siswatuna rungu. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi yaitu pada siswa tuna rungu yang mengalami hambatan dan gangguan komunikasi verbal baik secara ekspresif dan reseptif sehingga pesan yang disampaikan dan yang diterima banyak mengalami kesalahpahaman makna serta rendahnya lulusan yang berwirausaha.
Tim pelaksana dari polije pada saat pelaksanaan kegiatan memberikan penggarahan kepada guru terkait program pelatihan digital marketing dengan memanfaatkan whatsapp business yang diikuti oleh 4 guru. Produk yang biasa dipasarkan dari kegiatan P5 ini adalah sayur selada. Kegiatan digital marketing dapat meningkatkan jangkauan pelanggan potensial disekitar sekolah atau jember menurut Pak Ade salah satu guru SLB Jember.
Kegiatan lainnya berupa pengemasan sayur selada dilakukan pada saat mata pelajaran vokasi (P5). Peserta terdiri dari 10 siswa, 3 guru pendamping dan tim pengusul. Berdasarkan kegiatan ini diperoleh keberagaman pemahaman siswa dalam menerima materi pelatihan.
Hal ini disebabkan daya tangkap dari siswa yang tidak sama. Akan tetapi kegiatan berlangsung dengan hikmat dan lancar. Siswa antusias mengikuti kegiatan karena terdapat beberapa game sehingga siswa tidak mudah bosan dan rileks dalam mengikuti pelatihan.
Ketua tim berharap dari kegiatan ini adalah menumbuhkan jiwa berwirausaha ke siswa sebagai bekal pasca sekolah. Pelatihan yang digunakan menggunakan sistem pembelajaran dengan teknik alat peraga atau visual yang dibantu oleh guru di sekolah. Kegiatan ini terus dilakukan pendampingan sampai dengan monitoring dan evaluasi agar bisa berkelanjutan. (*)