Jember – Keteladanan Nabi Muhammad SAW masih relevan dengan tatanan dunia multipolar (banyak kutub atau pusat), jika dipadukan dengan penekanan pada akhlak mulia sebagai fondasi kehidupan.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Desa Jubung Bhisma Perdana, saat berpidato dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Al Hikmah , Desa Jubung Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, pada Sabtu (19/09/2025) malam
“Saya sebagai Kepala Desa merasa terhormat untuk berbagi beberapa pemikiran dalam pidato singkat ini,” ujarnya.
Di era global seperti sekarang, kata Bhisma dunia tidak lagi didominasi oleh satu atau dua kekuatan besar saja.
“Kita hidup dalam tatanan multipolar, di mana kekuasaan terdistribusi di antara berbagai negara seperti Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan negara-negara Muslim besar,” ujarnya.
Dalam konteks ini, Islam dan ajaran Nabi Muhammad SAW menawarkan kerangka etis yang kuat untuk membangun harmoni dan keadilan.
“Seperti dalam Piagam Madinah yang dibuat oleh Nabi SAW, beliau menyatukan berbagai suku dan agama dalam satu komunitas yang saling menghormati, tanpa ada yang mendominasi,” jelasnya.
Ajaran Nabi Muhammad, kata Bhisma merupakan model sempurna untuk dunia multipolar, ketika semua mendorong dialog antar-bangsa, menyelesaikan konflik melalui musyawarah, dan menegakkan keadilan mutlak, seperti dalam isu-isu global saat ini.
“Namun, relevansi ini tidak hanya pada tingkat global, tapi juga mulai dari diri kita sendiri, dari desa kita,” ujarnya.
Bhisma mengutip Hadist Nabi Muhammad SAW: “Hendaklah kalian berakhlaq mulia, karena sesungguhnya Tuhanku mengutusku untuk itu.”
“Beliau diutus bukan hanya untuk menyempurnakan syariat, tapi utamanya untuk menyempurnakan akhlak manusia,” katanya.
Akhlak mulia inilah yang menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dunia multipolar.
“Bayangkan, jika setiap individu, mulai dari warga desa kita, menerapkan akhlak mulia—seperti kejujuran, toleransi, dan keadilan—maka kita bisa menjadi contoh kecil yang berkontribusi pada keseimbangan global,” ujarnya.
Sebaliknya, akhlak yang buruk adalah siksaan yang dipilih sendiri oleh manusia. Ia adalah neraka jahim yang harus dijauhi sebagai orang berakal.
“Akhlak buruk merupakan kehinaan dalam jiwa dan kelemahan dalam akal; ia adalah kekurangan dalam kemanusiaan dan penyimpangan dari keseimbangan hidup ini,” katanya.
Akhlak yang buruk, kata Bhisma adalah adzab yang dipilih sendiri oleh manusia, karena manusialah yang menciptakannya.
“Maka, barang siapa yang jelek akhlaknya, sesungguhnya ia telah menyiksa dirinya sendiri,” sebutnya.
Ini adalah sekelumit dari maksud sabda Nabi SAW: “Selamat datang kepada kaum yang telah menunaikan jihad kecil, dan akan menghadapi jihad besar.”
“Jihad kecil mungkin adalah perjuangan melawan musuh luar, tapi jihad besar adalah melawan nafsu dan akhlak buruk dalam diri kita sendiri. Di dunia multipolar yang penuh godaan materialisme dan konflik ideologi, jihad akhlak inilah yang paling relevan,” jelasnya.
“Seperti ajaran Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah, mengajari sikap fleksibel dalam diplomasi, tapi teguh dalam akhlak untuk mencapai perdamaian,” imbuhnya.
Al-Quran mengajarkan prinsip pergantian kekuasaan di antara bangsa-bangsa, di mana kekuatan besar harus menggunakan wewenangnya untuk kebaikan bersama, bukan eksploitasi.
“Ini mengingatkan kita agar di desa kita, sebagai bagian kecil dari dunia multipolar, kita bangun fondasi akhlak mulia: saling bantu dalam pembangunan, hindari korupsi, dan jaga kerukunan antar-warga,” katanya.
Islam menawarkan alternatif terhadap dominasi sekuler, dengan fokus pada nilai spiritual dan komunitas.
“Mari kita jadikan desa kita sebagai model kecil dari tatanan multipolar yang adil, di mana setiap warga adalah khalifah yang bertanggung jawab,” ajaknya.
diujung pidatonya, Bhisma mengajak agar senantiasa menjadikan peringatan kelahiran Nabi sebagai inspirasi dalam membangun fondasi kehidupan.
“Mari kita terapkan ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari rumah tangga hingga urusan desa, untuk mewujudkan masyarakat yang mulia dan berkontribusi pada dunia yang lebih baik,” pungkasnya. (r1ck)