 |
| Febriana Dwi Puji Kusuma Atlet Bulutangkis SEA Games 2025 di Bandara Notohadinegoro usai turun dari Pesawat |
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com - Langkah kaki Febriana Dwi Puji Kusuma akhirnya kembali menjejak tanah kelahirannya. Udara hangat Kabupaten Jember seolah ikut menyambut kepulangan sang putri daerah, yang baru saja menunaikan tugas negara di panggung olahraga Asia Tenggara yakni SEA Games.
Atlet bulu tangkis ganda putri Indonesia yang akrab disapa Ana itu tiba di Bandara Notohadinegoro, Kabupaten Jember, Selasa (16/9/2025). Senyum tak pernah lepas dari wajahnya saat melihat kedua orang tua dan sang paman telah menunggu sejak pagi. Pelukan hangat mengakhiri rindu yang tertahan berbulan-bulan.
Enam bulan lamanya Ana menunda keinginan pulang. Jadwal latihan yang padat, turnamen demi turnamen, hingga panggilan memperkuat Merah Putih di SEA Games 2025 membuat kampung halaman hanya bisa disapa melalui layar ponsel.
Rumah, bagi Ana, menjadi jarak yang harus dikorbankan demi cita-cita dan tanggung jawab sebagai atlet nasional.
Kepulangan ini pun terasa lebih dari sekadar perjalanan fisik. Namun menjadi jeda emosional yang lama dinantikan, waktu singkat untuk mengisi ulang energi batin sebelum kembali ke kerasnya rutinitas pelatnas.
“Rasanya senang banget bisa langsung turun ke Jember. Enam bulan sudah enggak pulang, baru sekarang bisa pulang sebentar. Nanti tanggal 22 sudah harus balik lagi ke Jakarta,” ujar Ana dengan mata berbinar.
Di balik gemerlap arena pertandingan dan sorotan prestasi, Ana tetaplah anak yang merindukan rumah. Kehangatan keluarga, canda sederhana bersama orang tua, serta suasana Jember yang tenang menjadi sumber kekuatan yang tak tergantikan.
Pada SEA Games 2025 yang digelar di Thailand, Ana bersama pasangannya, Meilysa Trias Puspitasari, sukses mempersembahkan medali perak bagi Indonesia. Capaian itu menjadi bukti konsistensi dan kerja keras mereka di level internasional, meski ambisi untuk berdiri di podium tertinggi masih menyala kuat.
“Pastinya pengen juara. Tapi perak pun alhamdulillah, saya bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera,” tuturnya. “Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi dan bisa meng-upgrade medalinya jadi emas.”
Prestasi tersebut disambut penuh haru oleh keluarga. Sang ayah, Didik mantan kepala sekolah di salah satu SD Negeri di Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso mengaku bangga sekaligus lega melihat putrinya kembali ke rumah dalam kondisi sehat.
“Alhamdulillah senang sekali. Setelah sekian lama bertanding dan latihan, akhirnya bisa pulang dan bertemu keluarga,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Cerita perjuangan Ana di SEA Games juga menjadi bahan refleksi di tengah keluarga. Pamannya, Sutrisno, menuturkan bagaimana Ana dan tim harus melewati laga-laga berat hingga menembus partai final melawan Malaysia, termasuk menghadapi kekuatan China di babak sebelumnya.
“Meski meraih perak, Ana harus tetap bersyukur. Itu bagian dari dinamika pertandingan,” katanya. “Semoga ke depan, khususnya tahun 2026, tim Indonesia bisa memberikan hasil terbaik dan semakin mengharumkan nama bangsa.” tambahnya.
Tak hanya membawa medali, Ana pulang dengan pesan dan harapan. Kepada para atlet muda, khususnya pebulu tangkis dari daerah, ia menitipkan semangat agar tak pernah lelah bermimpi dan berjuang.
“Harus selalu semangat. Latihan harus 100 persen supaya saat pertandingan semua yang dilatih bisa keluar,” pesannya. “Dan jangan lupa berdoa serta minta doa kepada orang tua.” ucapnya.
Di Jember, rindu itu kini terbayar. Namun perjalanan Ana belum usai. Dari rumah sederhana di tanah kelahiran, ia kembali menata asa siap melangkah lagi, membawa mimpi yang lebih tinggi, demi Merah Putih. (Wahyu/Eros)
