Translate

Iklan

Iklan

Potret Kelam, Pedagang Pasar Kencong

1/02/13, 23:45 WIB Last Updated 2013-01-05T04:30:18Z
Tragedi Kebakaran Pasar Kencong,15 Agustus 2005 (Oleh; Jala Paser)

Langit berkalung kabut, tebarkan prahara.
 
Terlihat seorang bocah menangis, didepan peti mati.

 
Terkesimah seorang lelaki setengah baya mengelus rambutnya.

 
Bocah itu rebah didadanya dengan mata berkaca-kaca.



Terkuak kata pada bibir mungilnya…......
“Aku ikut siapa... bunda tidak bangun lagi ? “
Lelaki setengah baya itu tersentak dan kian mendekapnya.
Hatinya menjerit bak tersambar pertir disiang bolong.

“Inilah jelata yang terpental dan terkapar di Negri tak ramah.
Dimana hak mereka, dimana keadilan……….??
Lalu siapa yang akan mengurus bocah ini, kawan.??
Bundanya mati ngenes, karena kebakaran pasar itu.

Barang dagangannya ludes, tanpa konpensasi apapun..... keparat.....!
lelaki setengah baya itu tersadar, ketika mayat akan disholatkan.”
Matahari terik ditengah langit, Arak-arakkan sahkral teriring tahlil…..
Lelaki setengah bayah itu merintih lirih……..!

Potret kelam, lahirkan luka yang dalam………..
Potret kelam, menyisakan duka yang panjang……..
Potret kelam, Sirnakan harapan…….
Potret kelam, Merampas Masa Depan……….!
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Potret Kelam, Pedagang Pasar Kencong

Terkini

Close x