Jember MAJALAH-GEMPUR.COM – Berbudi daya jamur, khususnya
budi daya jamur tiram tidak semudah dan segampang yang dibayangkan, meski
sebetulnya para petani yang sudah berbudi daya lebih dari satu tahun, untuk
angka kerugian bisa dikatakan 10 persen errornya, namun dibalik itu semua bahwa
budidaya jamur , khususnya jamur tiram, membutuhkan ketelatenan, keuletan, dan
kesabaran untuk merawatnya.
Berbudi daya jamur tiram
menurut Agus Madi Kusno, yang sudah berkisar 5 tahunan menekuni budi daya jamur
tiram, bahwa berbudi daya itu bisa dikatakan mudah, dan bisa dikatakan agak
sulit, mengapa demikian? Hal tersebut berkaitan dengan perawatan dan ketekunan
serta mampu menjaga kebersihan dari lingkungan, dimana tempat berbudi daya
jamur tersebut.
Madi Kusno menambahkan
bahwa menjadi petani jamur, sangatlah prospek adanya, meski cak Madi (Panggilan
Akrabnya), melakukan budi daya dengan cara manual, dan proses penjualannya di
pasar local. Cak Madi disamping melakukan proses penjualan sendiri, juga
membuat bag log (Media tumbuhnya jamur), yang juga di pasarkan pada petani di
daerah kec. Ajung, dengan harga satuan bag log 2.500 rupiah perbiji.
Sementara menurut Gatot
Wahyudi, saat di konfirmasi ditempat usahanya, bahwa: “berbudi daya jamur mempunyai
ketertarikan yang tinggi dalam rangka membangun perekonomian masyarakat” akan
tetapi alangkah baiknya kalau kemudian didukung oleh peralatan tekhnologi, maka
sangat memungkinkan proses berbudi daya jamur tiram lebih prospektif lagi.
Adanya Koperasi Petani
Jamur Nusantara (KOTANIMURA), Gatot Wahyudi
dan Agus Madi Kusno sangat antusias sekali, dengan rencana akan
melakukan proses budi daya jamur tiram dengan di dukung perlatan tekhnologi.
KOTANIMURA sebagai salah satu instansi
yang sudah berbadan hukum, dan berkedudukan di Jl. Lumba-lumba, No. 03,
Sempusari, kecamatan Kaliwates-Jember ini, akan berupaya semaksimal mungkin
untuk melakukan perubahan dan perbaikan, khususnya pada sector perekonomian,
khususnya didaerah kabupaten jember.
KOTANIMURA sebagai
koperasi pertanian yang diprakarsai oleh Nurdiansyah Rachman, yang sekaligus
sebagai ketua koperasi, ingin melakukan perubahan yang signifikan dalam
membangun perekonomian masyarakat. menurut Cak Nunung (panggilan akrabnya)
“Koperasi pertanian tersebut merupakan rumah bagi masyarakat untuk melakukan
perubahan di bidang perekonomian, karena masyarakat Jember bisa dikatakan masih
lebih banyak hidup dibawah garis kemiskinan yang berimplikasi terhadap
rendahnya pendidikan.
Dengan demikian antusiasme
dan harapan petani jamur tiram dengan adanya koperasi tersebut bisa dikatakan
90 persen sangat mendukung, karena kopersi tersebut disamping mempunyai pasar
local, juga mempunyai pasar diluar negeri, sehingga semua personel dan anggota
koperasi yang sudah mencapai 120 petani yang terserbar di 15 kecamatan di
kabupaten Jember berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpi yang
diharapkan oleh para petani. (F)