Yogi FO BRI Jember (Kiri) & Ana, FO BRI Lumajang (Kanan) |
Hal ini dilakukan,
agar keamanan dan kenyamanan petani tebu dapat terjamin, pasalnya setelah kebijakan penghapusan profit sharing oleh Direktur PTPN XI, dana sharing yang diterima petani tebu tahun ini meningkat tajam.
Sebelumnya selisih dana sharing, 40% harus
diberikan kepada investor (Penalang; red), namun setelah banyak menuai protes
dari petani tebu yang tergabung dalam Paguyuban Petani Tebut Rakyat (PPTR), dana
profit sharing yang berlaku di PG PTPN XI sejak tahun 2002 sampai
2011 tersebut dihapus oleh Direksi PTPN XI (0 %). Sehingga dana sharing tersebut
seluruhnya “100%” dapat dinikmati oleh petani tebu.
Dengan
dihapusnya sistem profit sharing, menurut
Dahlan pada tahun
2012 ini, ada sekitar 150 milyar
uang yang sebelumnya dinikmati investor tersebut,
kini dapat
dinikmati petani. “Ada
uang sebesar Rp 150 miliar yang dulunya jatuh ke pihak ketiga, sekarang jatuh
langsung ke petani tebu. Belum lagi rendemen yang naik dan harga gula yang
bagus”. Ulas
Dahlan dalam tulisannya yang berjudul “Semua Luh dan
Las Sudah Berganti Tus”
Demi
keamanan dan kenyamanan petani tebu maka Dahlan Iskan menginstruksikan agar penerimaan
dana sharing PG yang sebelumnya diberikan langsung oleh pihak menegement Pabrik
gula, Mulai tahun ini disalurkan melalui Bank.
Hal
ini dibenarkan oleh Yogi, Founding Officer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jember. Menurut Yogi pembagian dana
sharing di PG Semboro Jember ini merupakan pengalaman pertama, pihaknya tahun ini dipercaya untuk melayani sekitar 2.085
petani tebu. Sedangkan uang yang akan digelontorkan BRI kepada petani sebesar 55 Milyar. Tuturnya,
saat ditemui MAJALAH-GEMPUR.Com di gedung
Poras Semboro Jember, Rabu (19/12).
Menurutnya, petani
tebu yang mengambil dana sharing, maka BRI akan memberikan kemudahan-kemudahan layanan bagi petani tebu, diantaranya kemudahan akses layanan jasa keuangan
seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
(KKPE) serta Kredit Usaha Rakyat (KUR)
“Untuk mempermudahkan mereka
menerima fasilitas bagi
petani yang mengambil dengan rekening, kami menyediakan buku rekening khusus
dengan stempel yang menandakan bahwa
nasabah tersebut adalah petani PG Semboro, terangnya.
Hal yang sama juga terlihat di PG Djatiroto Lumajang Sabtu pagi (22/12),
sekitar pukul 09.00 WIB, saat Tim MAJALAH-GEMPUR.Com
mendatangi Gedung Tata usaha PG
Djatiroto, beberapa petani keluar masuk disalah satu ruangan gedung itu,
terlihat pula sejumlah petugas BRI yang siap melayani pencairan.
“Sejak dibuka kemarin, unit layanan khusus
petani tebu PG Djatiroto ini sudah melayani sekitar
ratusan dari jumlah 991 petani yang mengirimkan tebu mereka ke PG Djatiroto,
“saat dibuka kemarin (Jum’at-red) kami sudah melayani
kurang lebih ratusan petani, sedangkan untuk hari ini kami belum bisa melihat
berapa jumlah petani yang hadir” ungkap Ana, Founding Officer BRI Lumajang, saat diwawancarai disela-sela kesibukannya.
BRI Lumajang akan menggelontorkan dana sharing sebesar 38 Milyar kepada petani tebu. Menurut Ana, untuk menghindarkan
fisik tunai
pemilik 3.000 DO dari 991 petani, dapat
menikmati layanan ecanal kami, dengan menarik di seluruh unit kerja atau di ATM.
“Kita menggunakan system Realtime, jadi
seketika itu juga bisa bertransaksi langsung masuk ke rekening, jadi system kami itu menghindarkan fisik tunai, tapi
petani bisa menikmati layanan ecanal kami yang bisa ditarik di seluruh unit
kerja ataupun di ATM, yang kami sediakan.