
“Padahal harga jual petani sebelumnya, mencapai
antara Rp. 5000 sampai Rp. 6000 perkilogram, sekarang hanya Rp. 2.500 per
kilogramnya”, demikian dikeluhkan Khoirul Anam, salah-satu patani di dusun
Dukuh, Desa Dukuhdempok Wuluhan kepada media ini, Selasa (14 November 2017).
Padahal harga dipasaran cukup tinggi, kisaran Rp.
17.000,- agar kerugian tidak semakin besar, Anam mengaku terpaksa mencabut
pohonnya, pasalnya harga itu tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. “Dari
pada kami terus menderita kerugian, terpaksa kami mencabut batangnya”,
Jelasnya.
Hal senada dikeluhkan Salman, petani asal Desa
Kasiyan Timur, Puger, atas kondisi ini, dirinya mengaku merugi, belum lagi
membayar kuli petik. “Kuli petik cabai kami beri upah Rp. 20.000, sedangkan
sehari kuatnya maksimal 20 kilo, ya tinggal dikali saja, belum lagi biaya
pemupukan sebelumnya,” tambahnya.
Hal berbeda disampaikan, Sulastri,
salah-satu pelanggan cabai, penjual ikan kutuk (Kutuk Pedas) di Stand Wisata
Kuliner Pujasera Tamara Resto (Depan Kodim) Jember mengaku harga dipasaran
masih normal. "Untuk cabai hijau seharga 12.500, sedangkan cabai rawit Rp.
17.000." Katanya.
Atas kejadian itu para petani
Cabai rawit di Jember meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, agar
turun tangan untuk mestabilkan hara cabai petani, dan mengatur tata niaga
penjualan cabai, apabila ada oknum pedang yang mempermainkan harga harus
ditindak tegas.