
Belasan
titik jalur rel kereta tersebut berpotensi rawan bencana longsor, banjir,
tanahnya labil, rawan korosi, dan rawan amblesan selama musim hujan yang
mengguyur kawasan setempat. Demikian ungkap Manajer Humas PT KAI Daop 9 Luqman
Arif di Jember, Selasa (14/11/2017)
Beberapa
daerah yang rawan banjir menurutnya berada di sepanjang Stasiun Pasuruan hingga
Stasiun Probolinggo, Stasiun Jember hingga Stasiun Tanggul di Kabupaten Jember,
dan Stasiun Argopuro hingga Stasiun Karangasem di Kabupaten Banyuwangi.
Sementara
untuk jalur rel kereta rawan longsor di sepanjang Pegunungan Gumitir (Perbatasan
Kabupaten Jember-Banyuwangi), Stasiun Ledokombo hingga Stasiun Kalisat di
Kabupaten Jember."Untuk daerah rawan tanah labil di sepanjang Stasiun
Jember, Tanggul, Banyuwangi, Pasuruan, Probolinggo," tuturnya.
Berdasarkan
data di Daop 9 tercatat tiga titik rawan banjir dan empat titik rawan labil di
Kabupaten Pasuruan, kemudian di Kabupaten Probolinggo (dua titik rawan banjir,
satu titik rawan longsor, dan satu titik rawan korosi), Kabupaten Lumajang
(satu titik rawan amblesan, tiga titik rawan banjir, dan tiga titik rawan
labil).
Sedangkan
jalur rawan bencana di Kabupaten Jember dan Banyuwangi terdapat sejumlah titik
rawan banjir, tanah longsor, dan rawan labil yang menjadi perhatian petugas KAI
di wilayah setempat.
Menurutnya
sepanjang jalur kereta yang tanahnya labil sudah dipasang portal dan paku bumi
untuk memperkuat jalur di sepanjang rel kereta api untuk mengantisipasi terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan kereta yang melintas kawasan
tersebut.
"PT
KAI Daop 9 Jember juga menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) pada
titik-titik yang dianggap rawan bencana alam seperti banjir dan longsor yang
ditempatkan di Stasiun Pasuruan, Probolinggo, Jember, Kalisat, Kalibaru dan
Stasiun Banyuwangi," katanya.
Luqman
menjelaskan AMUS yang disiapkan di antaranya batu kricak, bantalan, trucuk,
pasir, dan besi untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir, tanah labil,
longsor, dan gangguan lainnya yang dapat mengganggu perjalanan kereta api di
sepanjang wilayah kerja Daop 9 Jember dari Stasiun Banyuwangi hingga Pasuruan.