Translate

Iklan

Iklan

PETANI MENGELUH; Pendistribusian Pupuk Bersupsidi Amburadul

1/04/09, 04:09 WIB Last Updated 2013-12-08T18:18:33Z
Pupuk Menghilang, Harga Melambung

Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pendistribusian pupuk masih amburadul. Akibatnya petani terpaksa membeli pupuk bersupsidi dari kios-kios liar (ilegal; red), harganyapun mencapai dua kali lipat dari ketentuan yang ditetapkan pemerintah. 



Hal ini jelas akan merugikan petani. Untuk itu Pemerintah harus segera turun tangan dan menindak tegas kepada siapapun yang bermain dibalik persoalan ini.


Demikian disampaikan Sali Koordinator Kecamatan Gumukmas Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Peduli Nusantara (LSM Gempur), Sabtu, (13/12) di Gumukmas. Amburadulnya distribusi menurut Sali, membuat harga semakin tak terkendali. Harga pupuk bersupsidi dipasaran (kios illegal; red) masing-masing, Orea dari HIT Rp. 60.000,- per sak (50 kg) dijual antara Rp. 90.000,- sampai Rp. 130.000,-, ZA HIT Rp. 54.000 per sak (50 kg) dijual antara Rp. 80.000,- sampai Rp. 85.000,- dan Ponska per sak (20 kg) HIT Rp. 35.000,- dijual Rp. 40.000,-

Menurut Ketua Serikat Tani Independen (SEKTI) Gumukmas Hoirul Hadi, pendistribusian lewat kelompok tani melalui kios juga sangat memberatkan, disamping harus membeli benih, petani harus membeli pupuk dalam bentuk paket seharga antara Rp. 100.000,- sampai Rp. 200.000,-. Pembelian pupuk orea harus diikuti dengan ponska yang nilai kandungannya sangat rendah. Kelangkahan pupuk juga diamini Guntur, petani Wonorejo kencong, untuk memenuhi kebutuhannya harga Rp. 120.000,-. Dibelinya.

Hal senada juga rasakan petani asal Kencong H Slamet bahkan karena tidak dapat pupuk musim jagung lalu, hasil sawahnya merugi. ”Masak mas, sawah seluas ¾ ha (sebau; red) hanya mendapatkan 80 kg”. Sekarang masih dapat satu sak. keluhmya.

Menanggapai persoalan tersebut Wakil kepala distributor pupuk Orea (Kaltim; red) PT Yosomulyo Jajak Rudi Satrio ditemui Gempur Senin, (15/12) dikantornya mengatakan, pendistribusian pupuk di wilayahnya (Kencong, Gumukmas dan Puger; red) berjalan lancar. Bahkan rencana difinitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) sudah dilaksanakan melalui 93 kios Nopember lalu.

Rudi mengakui bahwa jatah pupuk sebanyak 14.202 ton per tahun diwilayahnya masih belum cukup. Apalagi untuk kebutuhan tanah tegal. Agar distribusi dapat berjalan lancar maka hari ini diadakan pemantapan sistim RDKK kepada kios dan kelompok tani, dengan harapan semoga semua fihak dapat bekerjasama. Sehingga kelangkaan pupuk untuk memenuhi kebutuhan 15.780 ha sawah dapat diminimalisir. Tuturnya. Rudi berharap agar pemerintah dapat menambah jatah pupuk bukan hanya untuk kebutuhan sawah saja namun juga tanah tegal.

Sementara Kepala Dinas perindustriansian dan perdagangan (Disperindak) Kabupaten Jember Hardianto saat dikonfermasi Gempur melalui tilpun selulernya Senin, (22/12) tidak diangkat dan saat di SMS tidak ada jawaban. (eros/Gito).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PETANI MENGELUH; Pendistribusian Pupuk Bersupsidi Amburadul

Terkini

Close x