
Bocah yang lahir dari pasangan suami istri yang
tinggal di Desa Sumber Anom,
Kecamatan Tamanan ini,
tergolong keluarga miskin karena hidupnya serba kekurangan. Ayahnya Busiri, hanya bekerja sebagai buruh
pembuatan batu bata. Sedangkan ibunya Husna, hanya menjadi ibu rumah tangga.
Awalnya tidak ada
gejala apa-apa, tiba-tiba saja kepalanya terus membesar saat usianya enam bulan, saat kepala anaknya semakin membesar, kemudian
memeriksakan ke puskesmas. Dari situlah kemudian diketahui bahwa anaknya
menderita hydrocephalus.
“Sebenarnya
sudah pernah saya bawa ke RSUD. Namun karena terkendala biaya, terpaksa saya tidak bisa berbuat banyak. Keluh Husna kepada media usai Bupati Amin mengunjunginya
saat acara jaring aspirasi, Selasa (16/10).
Meski tergolong
keluarga tidak mampu, orang tua penderita tidak terdaftar dalam jamkesmas atau
pun jamkesda. Untuk itulah, kondisi keluarga penderita sangat membutuhkan
uluran tangan untuk operasi Rabbiah.
Kalau
perlu, Segera Di Operasi, Jangan Sampai Urusan Administrasi
Hambat Pelayanan
Kabar adanya
balita penderita hydrocephalus tersebut akhirnya sampai juga ke telinga Bupati
Amin Said Husni. Saat melakukan jaring aspirasi di kantor Desa Kalianyar,
Tamanan, ada seorang perangkat desa yang mengabarkan kondisi penderita miskin tersebut. Secara spontan,
Bupati langsung mendatangi rumah penderita usai kegiatan.
Sesampainya di
rumah penderita yang berada di pelosok desa tersebut, Amin sempat duduk di
samping Rabbiah yang terbaring di kursi lusuh. Amin tampak terharu melihat
kondisi penderita yang berasal dari keluarga miskin tersebut.