Penutupan
penambang liar emas yang beroperasi sejak
tiga bulan lalu dilakukan
sekitar pukul 16.00 Jumat (17/5). Tak ayal akibar penutupan oleh tim gabungan ini, masyarakat yang biasa mencari emas
kelabakan, bahkan beberapa diantaranya di amankan petugas berikut barang bukti
belasan karung tanah yang digali dari lereng Gunung Manggar.
Operasi gabungan
penutupan penggalian liar warga yang mencari emas ini di pimpin langsung oleh
ADM Perum Perhutani Ir. Nanang Sugiharto, MSi, Waka Polres Jember Kompol Cecep
Susatya, Kabag Ops Kompol Imam Pauji.
Dalam pernyatannya
Nanang mengungkapkan, “bahwa penutupan area penggalian di Gunung Manggar yang
di lakukan tim gabungan TNI dan Polri dilaksanakan agar kerusakan lingkungan
tidak semakin parah. Ada atau tidaknya kandungan emas kami mengutamakan
kelestarian lingkungan. Kami khawatir kejadian longsor seperti di daerah lain
akan terjadi di sini, “ elasnya yang di amini oleh Ali Maki KRPH Glundengan
Wuluhan dan Agus Sulaiman Humas KPH Perum Perhutani Jember.
Sementara itu
rombongan tim MAJALAH-GEMPUR.Com bersama media
yang terdiri dari wartawan media cetak dan elektonik maupun on line juga
meliput secara langsung dengan di dampingi Agus Sulaiman Humas KPH Perum
Perhutani.
Perjalanan yang
ditempuh sebenarnya tidak jauh dari posko menuju lokasi penggalian
lubang-lubang oleh warga yang mencari emas. Namu karena medan jalan yang di lalui setapak dan
berkelok-kelok naik turun serta nemanjak membuat tenaga para awak media yang
tak terbiasa di medan seperti itu kehabisan nafas.
Sampai di atas
rombongan humas dan awak media menemukan lubang-lubang sebanyak lebih 50 an
dengan kedalaman 3 hingga 7 meter baik di sepanjang aliran sungai kering maupun
di atas lereng Gunung Manggar. Sebagaian
lubang sudah ditutup oleh tim gabungan yang sudah dahulu datang dengan
menggunakan tanah dan batu bekas galian serta semen yang sudah dipersiapkan
sejak awal.
Tak hanya para
penambang maupun masyrakat sekitar serta tim gabungan yang besada di lokasi,
Lilis warga kesilir yang datang menuju lokasi dengan rombongan nkeluarga ingin
melihat kondisi di lokasi karena penasartan berita yang berkemban g
ditemukannya Gunu ng manggar yang mengandung emas, “ kita rombongan mas dengan
keluarga karena penasaran pengen tahu seperti apa pernambangan emasnya ternyata
ya ironis sekali ya mas, malah merusak lingkungan, “ katanya
Masih kata Lilis,
“Penggalian yang terus-terusan ini malah dikhawatirkan seperti kejadian di
Kecamatan Panti tahun 2007 silam longsor. Kami berharap agar aparat terkait
dapat memberi arahan pada masyarakat yang tak tahu dampak kerusakan lingkungan
yang terjadi nantinya, “ kata wanita yang juga pengurus salah satu parpol di
tingkat Kabupaten ini berharap.
Hujan sempat turun
deras hingga 2 jam lamanya, membuat tim gabungan berteduh di pos darurat yang
dibuat oleh Pihak Perhutani Jember. Saat kembali ke posko yang berjarak sekitar
3 km dengan tanjakan turunan licin akibat guyuran hujan membuat rekan awak
media berkali-kali terpeleset.
Bahkan yang lebih
parah kendaraan yang dipakai salah satu wartawan MAJALAH-GEMPUR.Com terjatuh 2x dan mogok membuat perjalan semakin berat
untuk kembali ke kota, hingga akhirnya menyala setelah menunggu dan dicoba
berkali-kali hingga 1 jam.