
Pementasan Teater yang
disutradarai Rudolf Puspa mengambil lakon “Sampah Masyarakat” menceritakan
kegalauan penghuni sungai, atas banyak nya sampah yang di buang ke sungai oleh
tangan tangan manusia yang tak bertanggung jawab.
Tujuan atau misi lakon tersebut agar masyarakat Indonesia
mengerti bahwa menjaga kebersihan sungai sangat lah penting, baik untuk
penghuni sungai maupun untuk masyarakat.
Group teatrikal pimpinan
Ir. Derry Sirna yang pernah mendapatkan rekor muri kategori pementasan
terbanyak tersebut, kali ini berkolaborasi
dengan teater local “ Teataer Terapy “ . Sembilan pemain dari group teather keliling memerankan katak, ikan, cumi-cumi dan pak
pancing.
Dikisahkan seorang
pemancing sedang mencari ikan di sebuah
sungai. Pada saat itu, datanglah seekor katak yang diperankan oleh empat orang
dari Jakarta. Begitu pak pancing mendapat ikan, yang diperankan oleh seorang
actor cantik, ke empat katakpun ikut keluar.
Disitulah terjadi
perbincangan panjang lebar. Sementara, keadaan ikan yang berhasil ditangkap
oleh kail pemancing dalam keadaan sakit. Wal hasil, katak dan Pak Pancing berdiskusi
asal-muasal penyebab ikan tersebut sakit.
Selang beberapa menit, air
yang diilustrasikan dengan kain berwarna hitam yang didalamnya ada empat orang
itu, juga mengerang kesakitan. Ternyata rasa sakit itu diakibatkan karena
banyaknya sampah sehingga berakibat air menjadi hitam.
Pertunjukkan teather di
halaman SMA pahlawan tersebut bukan hanya di saksikan oleh siswa sekolah tetapi
juga masyarakat umum. Penonton yang yang menikmati pementasan ini seperti
terhipnotis, situasinyapun terasa lengang, hanya sesekali terdengar apresiasi
dari penonton,
Tujuan pementasan ini
menurut Ketua Teater keliling I derry Sirna saat di Tanya wartawan berharap
agar masyarakat indonesia tidak sembarangan membuang sampah. “agar masyarakat
mengerti akan pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan dirinya maupun masyarakat.