Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Puluhan jurnalis gelar aksi unjuk rasa. Aksi
dilakukan sebagai bentuk solidaritas dugaan pelecehan seksual oknum Satpam BTPN
Jember berinisial Snt terhadap wartawan ANTV, Shinto Sofiadin.
Hal ini dibenarkan KBO Reskrim Polres Jember “Laporannya
sudah kita terima. Dan tentunya kita akan tangani kasus ini secara serius,”
tegas KBO Reskrim Polres Jember, Iptu Suhartanto SH MM, saat diwawancara di
kantornya. (eros/edw/midd/rud)
Dalam aksi WIB Rabu siang
(26/3) sekitar pukul 13.30 tersebut,
di depan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), mereka membentangkan
poster-poster kecaman “Melecehkan perempuan, sama saja melecehkan ibumu,” “Wartawan bukan PSK,”, kemudian “Copot Satpam brengsek”,
dan lain-lan.
“Apapun alasannya, Satpam
tersebut tidak bisa dibiarkan. Apalagi Profesi wartawan dilindungi
Undang-undang. Saya minta pimpinan BTPN meminta maaf secara terbuka kepada
masyarakat, sekaligus memecat oknum Satpam tersebut,” teriak Rully Efendi, wartawan
Radar Jember didepan Bank di Jalan Kalimantan berapi-api.
Hal senada disampaiakn Kustiono,
Bahkan Kustiono meminta Kepala BTPN kelur “Pimpinan BTPN harus keluar dan
meminta maaf, Saya tidak mau masuk. Saya minta pihak BTPN keluar dan temui kita
diluar. Dan saya juga minta ketegasan supaya oknum Satpam yang melecehkan rekan
kami, dipecat hari ini juga,” tegas Kustiono
Tak Ditemui, Puluhan Jurnalis Blokade Jalan
Karena tidak perwakilan
BTPN yang mau menemui pengunjuk rasa, akhirnya puluhan Jurnalis ini memblokade
jalan. Mereka membentuk lingkaran rantai manusia ditengah jalan, sambil
meneriakkan kekecawaan terhadap BTPN. Tak pelak, aksi tersebut mengakibatkan
kemacetan.
Namun tak lama kemudian,
perwakilan dari BTPN yang ternyata seorang perempuan, keluar menemui pengunjuk
rasa. “Ooohhh ternyata perempuan juga ya. Bagaimana ini, ada Satpam yang
melecehkan seorang (wartawan) perempuan. Kalau itu terjadi pada anda,
bagaimana?,” teriak Kustiono, disambut teriakan.
Mendapat teriakan seperti
itu, perempuan yang diketahui bernama Nur Laela, selaku Area Service Head BTPN
Jember, itu terlihat gemetar. Namun dengan tenang, Nur Laela kemudian
memberikan tanggapan. “Kasus ini kan sudah dilaporkan ke Polisi. Selain itu, kita
juga melakukan pemeriksaan kepada oknum Satpam yang dimaksud. Kalau memang
terbukti, kita akan pecat Satpam itu,” tegas Nur Laela.
Akhirnya, para jurnalis
membubarkan diri. Namun mereka berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar,
jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Nasabah Kecewa Terhadap Pelayanan BPTN
Aksi pelecehan itu, Menurut
Sinto terjadi Selasa (25/3) siang. Saat meliput seorang nasabah yang mengaku
kecewa dengan pelayanan BTPN. Karena saat itu nasabah duduk dibalik pagar luar,
Shinto jongkok sambil terus melakukan pengambilan gambar.
Saat itulah, seseorang
didalam area kantor BTPN, mengambil gambar dengan Hp. “Tapi pengambilan
gambarnya, mengarah kepada ini (maaf, kemaluan) saya,” kata Shinto, wartawan
ANTV. Meski begitu, Shinto cuek saja, Namun tak lama kemudian, oknum Satpam
berinisial Snt, itu memberikan isyarat kepada si pengambil gambar, dengan
memegang kemaluannya dan jempol dimasukkan diantara jarinya.
“Saya yakin, satpam itu
melecehkan saya. Isyaratnya seolah-olah menyuruh orang yang mengambil gambar
itu, untuk merngambil gambar ‘anu’ saya,” katanya. Karena ulah Satpam itu,
lanjut Shinto, Bonar anggota LSM yang mandampingi nasabah, langsung melabrak
Satpam tersebut.
Namun saat itu, Satpam ini
bersikukuh tidak melakukan apa. Terang saja, adu mulut antara keduanya tak
terhindarkan. Tak lama kemudian, cekcok mulut tersebut akhirnya mereda, setelah
ada karyawan lainna melerai. Sementara Shinto sendiri, usai kejadian itu
langsung melapor ke Polres Jember. “Jelas saya tidak terima karena merasa
dilecehkan. Makanya saya melapor ke Polisi agar kasus ini diproses secara
hukum,” tegas Shinto, sambil menunjukkan bukti laporannya.