Dari kasus yang telah teruangkap
salah-satunya adalah pembunuhan mahasiswa POLTEK Jember oleh geng motor,
gara-gara pesta oplosan seorang siswi diperkosa di kebun jati, hubungan seksual
yang dilakukan oleh para remaja diperkebunan ataupun perampokan yang dilakukan oleh
remaja untuk pemenuhan gaya hidupnya mulai dari barang elektronik ataupun untuk
pesta miras .
Factor penyebabnya menurut
pakar psikologi salah-satunya adalah pola asuh yang diberikan oleh orang tua. Pemegang
peranan penting dalam pola asuh ini memang seorang ibu. Bukan berarti seorang
ayah tidak memiliki peranan penting, namun intensitas ibu untuk bertemu dengan seorang
anak normalnya lebih banyak daripada sang ayah yang bekerja.
Namun fakta dilapang kondisi
perekonomian yang semakin memburuk dengan harga semua kebutuhan yang melangit membuat
ibu akhirnya harus keluar rumah utnuk mengais uang dengan bekerja demi menopang
ekonomi keluarga.
Inilah yang kemudian menggeser
peran ibu dalam keluarga yang awalnya sebgai ibu rumah tangga dan pendidik utama
anaknya menjadi tulangpunggung keluarga. Hal ini sejalan dengan lapangan pekerjaan
yang banyak diperuntukkan untuk kaum hawa. Hal yang terlupakan adalah ketika
sang anak yang merupakan generasi penerus masa depan negeri ini terlupakan karena
faktor ekonomi.
Ekonomi bukan hanya tanggungjawab
individu namun ada peran Negara yang sangat berperan dalam menyediakan lapangan
pekerjaan pada sang kepala keluarga. Dalam menentukan harga di pasar, masalah tarif
transportasi, gaji minimum, tarif rumah sakit dan smua fasilitas public
semuanya berkaitan dengan pemerintah.
Seandainya kebanyakan ibu menjadi
korban dari kebutuhan ekonomi yang semakin meninggi maka jutaan generasi harapan
masa depan akan menjadi pribadi-pribadi yang tidak memiliki kemampuan menghadapi
hidup, namun dia akan menjadi beban yang semakin merusak masa depan negeri ini.
Untuk itu diperlukan peran
Negara untuk memberikan sebuah system yang melindungi anak, perempuan dan memposisikan
perempuan pada tempat yang mulia sebagai pendidik generasi bukan sebagai seorang
buruh.
Negeri ini butuh aturan
yang memposisikan perempuan bukan sebagai komoditi yang dinilai dengan materi tapi sebagai pencetak
generasi yang unggul. Yang tidak membiarkannya memikirkan tentang kesulitan ekonomi
karena dia focus hanya pada generasi, sehingga tidak tercetak remaja seperti
yang sekarang ini ada. Namun tercetak generasi yg unggul ysng menentuksn
kecemerlangan masa depan bangsa indonesia.