Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Kabupaten Jember yang terletak ujung timur
Pulau Jawa dan dibatasi oleh Samudera Indonesia ini, ternyata menyimpan warisan
budaya atau cagar
budaya dari zaman Pendudukan Jepang pada tahun 1942 sampai
tahun 1945
Hingga
kini, lanjut Yopi, belum ada kajian maupun penelitian tentang
Peninggalan Masa Pendudukan Jepang yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Jember, “saya berharap, keberadaan peninggalan Masa Pendudukan Jepang ini mendapat
perhatian pemerintah, sehingga berpotensi sebagai tempat
kunjungan wisata sejarah dan budaya,” pungkasnya. (Ruz/Yud).
Dari perbatasan Jember-Banyuwangi, hingga Jember-Lumajang, ternyata menyimpan puluhan bangunan berbentuk pillbox. hampir seluruh kecamatan di
Bagian Selatan Jember seperti Kecamatan Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, Gumukmas dan Kencong, banyak ditemukan bungker bekas tentara Jepang.
ada yang menamakan Plindungan, ada pula yang menyebut Buntai.
Demikian disampaikan Setiyo
Hadi, penggiat pelestarian Cagar Budaya, Oleh masyarakat
sekitar, Menurut
Yopi,
demikian sapaan akrabnya, bungker Jepang itu dikenal dengan
sebutan yang berbeda-beda, sebagian
Pemerintah Kabupaten
Jember belum memiliki data yang lengkap tentang keberadaan Cagar Budaya Bungker
Jepang,
“ketiadaan data itu menyebabkan bungker
peninggalan zaman Pendudukan Jepang ini terbengkalai dan tidak terawat,” tuturnya, Rabu (13/8).
Di Kecamatan Kencong
sendiri,
ungkap ketua Taman Baca Budaya (TBB) Salam ini, ditemukan
sejumlah 14 titik bunker Jepang. Dikatakannya,
keberadaan titik-titik posisi bunker Jepang itu menyebar di Desa Wonorejo, Kraton, Cakru dan Desa Paseban. “Semua peninggalan jaman Jepang di Kencong ini terbengkalai, bahkan ada yang akan dihancurkan oleh
masyarakat,”
ucap Yopi prihatin. Bahkan, beberapa dari peninggalan tersebut digunakan sebagai
tempat sampah dan penyimpanan makanan ternak oleh masyarakat sekitar.