Pernyataan ini disampaikan
warga setempat H. Umar Faruq. “Besok (hari ini,red) saya akan melaporkan
kecurangan pelaksanaan pilkades ke Polres, Pemdes dan DPRD, dengan membawa bukti-bukti kecurangan seperti yang
diminta oleh kapolres,” ujarnya Minggu, (30/11).
Seperti diberitakan
sebelumnya pilkades di Desa Slateng Ledokombo yang digelar serentak Kamis (27/11)
bersama 59 desa lainnya diduga curang. Pasalnya banyak warga luar desa Slateng yang
ikut melakukan pencoblosan. Akibatnya pada Jumat (28/11) ratusan warga melurug
balai desa dan melakukan penyegelan.
Di Desa Slateng sendiri
jumlah warga yang mempunyai hak pilih sebanyak 6.974 dan ada 2 calon yang
bertarung memperebutkan kursi kepala desa yaitu M. Nesu calon nomor urut 1
dengan memperoleh suara 2.783 suara, sedangkan H. Musrsyidi calon nomor urut 2
memperoleh 2.528 suara, surat suara tidak sah 105 dengan jumlah pemilih yang hadir 5.416 warga.
Lukman Hakim selaku
panitia pelaksana mengatakan, bahwa pemilihan pilkades sudah berjalan sesuai
prosedur yang berlaku. “Yang jelas kami sudah menjalankan pelaksanaan pilkades
sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, jika ada pihak-pihak yang merasa tidak
puas bisa menempuh jalur hukum,” ujarnya
Dari pantauan dilapangan, massa
aksi saat itu tidak hanya meluruk balai desa dan melakukan penyegelan, massa
juga meluruk kantor kecamatan Ledokombo.
Kekecewaan hasil Pilkades diluapkan dalam orasii dan menghujat panitia yang
dianggap tidak professional.
Aksi ini mendapat
perhatian serius dari aparat kepolisian, bahkan Kapolres Jember AKBP. Sabilul
Alief turun langsung mengamankan jalannya aksi massa. Kapolres berjanji akan
mengusut pihak-pihak yang melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan pilkades.
“Kami akan mengusut dan
mengumpulkan data-data, jika ada yang curang dalam pelaksananaan pilkades, kami
akan proses sesuai hukum yang berlaku, jika warga menemukan bukti-bukti kecurangan,
silahkan dilaporkan ke kami dengan disertai bukti-bukti,” Ujar Kapolres di
hadapan peserta aksi. (edw)