Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Tidak semua penerima dana Bantuan Stimulan
Program Swadaya (BSPS) yang digelontorkan melalui kementerian perumahan rakyat (Kemenpera)
merasakan manfaatnya, bahkan sebagian penerima justru terlantar.
Untuk di Kecamatan Temporejo, Desa Sidodadi 50
dan Curahnongko 67 Unit, sementara di Sukorambi Desa Karangpring 235 dengan
Desa Dukuhmencek 140, dan Kecamatan Rambipuji Desa Kaliwining 209, sedangakan
satu Kecamatan Kota yang mendapatkan Kaliwates di Kelurahan Tegal Besar
Sebanyak 128 unit (edw/mam/kik/eros)
Program bedah rumah, yang
seharusnya membantu warga miskin agar mendapatkan hunian yang layak, justru menjadi
beban penderitaan. Hal ini
dirasakan Sunami (42 thn). Karena rumahnya
tak kunjung selesai, Wanita yang kesehariannya pembantu rumah tangga ini harus
rela tidur disembarang tempat.
Warga Lingkungan Tumpeng
kelurahan Tegal Besar Kaliwates ini, mengaku ia tidak pernah menerima uang dari
Bank, tapi langsung mendapatkan material, berupa batu bata sebanyak 3500 buah,
semen sebayak 10 sack, pasir 2 truck, kapur 10 sack (2 kwintal) serta uang
tunai untuk pembayaran tukang sebesar Rp.800 ribu.
Bantuan itu menurut Sunami
harus dicukup-cukupkan, jika tidak cukup, pemilik rumah yang harus membiayai
sendiri, ternyata bantuan material dan uang tukang yang diberikan tidak cukup,
sementara untuk membiayai kekurangan bahannya dirinya masih belum mepunyai uang.
“Saya tidak nyangka bantuan
ini malah memberatkan saya. Karena rumah yang dibongkar, sampai kini belum selesai.
saya hanya dijatah 4 hari. Lebih dari waktu itu biayanya katanya harus ditanggung
sendiri. Darimana saya mendapat uang. Karena rumah saya belum selesai, terpaksa
saya tidur ditempat seadanya” Keluhnya.
Hal yang sama juga
dirasakan Khotimah, Warga RT 01, RW 06,
Dusun Pancakarya, Hingga kini rumahnya juga belum terselesaikan , namun
tukangnya sudah tidak datang dan daun pintunya belum dapet, sementara uang
sudah habis tapi lantainya masih tanah mas “ Keluhnya
Kejadian serupa juga dialami
Kartini (30), Warga Dusun Pancakarya, RT 01, RW 06 Desa Ajung , Kecamatan
Ajung, ia yang mendapat bantuan bedah rumah program BSPS dari Kemenpera, bukan
berupa uang tunai tapi berupa material bangunan. Jumlah material yang diterima disinyalir juga tidak
sesuai dengan jumlah bantuan.
Sebelumnya ia mendapatkan
sosialisasi di Balai Desa, untuk bertandatangan di beberapa lembar kertas,
sebagai persyratan pembuatan Rekening, namun hingga kini tidak pernah tadatangan
di buku rekening, “Tidak berselang lama kemudian dapat kiriman mateal bangunan”
Ujar Kartini Selasa (9/12)
Lanjut Kartini “Saya hanya
menerima material batu bata 3000, pasir 2 truk, semen 10 sak, kusen pintu 2,
dan daun pintu, 1 Kusen Jendedal kamar
dan 2 jendela depan, serta 7 Loster (Angin-angin) Batu kapur (gamping) 3
kwintal Sedangkan untuk ongkos tukang masih dikasih 500 ribu “Urainya
Hal ini benarkan suaminya
Didik Kartono, Menurut Didik bahwa kalau dana sebesar 7.5 juta, bisa
dibelanjakan sendiri akan tambah lebih bagus dan cukup, tidak seperti sekarang,
dengan material terbatas dirinyaterpaksa harus mencukupi kekurangan batu-batu dan semen
dengan uang sendiri “ Jelasnya
Diberitakan sebelumnya, Slamet
Riyadi selaku Flying Camps BSPS Badan Pemberdayaan Masyarakat yang juga
penanggung jawab program BSPS, mengatakan bahwa dana BSPS sebesar 7,5 juta,
namun dana itu masih dipotong pembuatan SPJ foto rumah, ATK dan ongkos tukang
sehingga jatuhnya kisaran 6 jutaan, jika ada masyarakat yang menerima material
dibawah itu, maka pihaknya tidak segan-segan akan menindak.
“Dana yang diterima
masyarakat itu 7,5 juta mas, jika ada yang menerima dibawah itu, maka kami
tidak segan-segan akan menindak, dan yang bertanggung jawab dalam pengawasan
maupun pengontrolan program ini adalah pendamping program,” ujar Slamet.
Slamet juga menjelaskan,
bahwa dana program BSPS dari Kemenpera diberikan langsung ke masyarakat melalui
pihak Bank, dalam hal ini bank yang ditunjuk oleh Kemenpera adalah Bank BRI,
“Dana dari Kemenpera diberikan langsung ke Masyarakat melalui BRI, selanjutnya
dilakukan peralihan ke Konsultan dalam hal ini toko bangunan yang ditunjuk oleh
masyarakat atau penerima, untuk dibelikan material,” beber Slamet.
Terlantarnya penerima program
bantuan Stimulan Program Swadaya (BSPS)
dari Kemenpera untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ini diduga karena anggarannya “menguap”, pasalnya metrial
bangunan yang diterima masyarakat tidak sesuai jumlah nominal bantuan yang dikucurkan.
Berdasarkan informasi yang
dihimpun media ini di lapangan bahwa, rata-rata masyarakat penerima bantuan
BSPS tidak mengetahui jika dana itu diberikan langsung kepadanya, mereka
tahunya mendapat program BSPS ini berupa material bangunan.
Seperti diketahui Bantuan
Stimulan Program Swadaya dari Kemenpera dianggarkan tiap rumah sebesar 7,5 juta
namun faktanya yang diterima masyarakat jauh dibawahnya, hanya berkisar 4
sampai 5 jutaan, sehingga hal ini tentu banyak dana bantuan yang ‘menguap’. Tidak
menutup kemungkinan beberapa penerima bantuan lain juga bernasib sama dengan Sunami,
Kartini dan Khotimah.
Padahal jumlah penerima
bantuan bedah rumah, di Kabupaten Jember sebanyak, 1.704, yang tersebar, di 8
Desa dan 1 Kelurahan di 7 Kecanmatan. Diantaranya
di Kecamatan Jelbuk Desa Panduman 427 unit, Kalisat Desa Sumber Ketempa 303
Unit , Kecamatan Ajung Desa Pancakarya 145.