![]() |
Pendistribusian PSKS Sumber Jambe (foto; Abd Salam) |
Masih aburadulnya
data penerima bantuan ini, lantaran Pemerintah Desa (Pemdes) merasa tidak
dilibatkan dalam pendataan calon penerima bantuan dana kompensasi BBM itu.
Padahal, pemerintah desalah yang banyak mengetahui kondisi warganya yang tidak
mampu.
“Yang
melakukan pendataan itu adalah badan statistic. Sedangkan pemerintah desa tidak
dilibatkan. Akibatnya banyak warga yang seharusnya tidak menerima bantuan,
malah ikut antri mengambil dana bantuan itu,” tdemikian disampaikan Kepala Desa
Rambipuji Dwi Diyah Setyorini Senin
(8/12)
Di Desa
Rambipuji, Rini, demikian ia biasa disapa mengatakan, bahwa dari sebanyak 440
warga yang mendapatkan dana bantuan. Hampir separuh jumlah warga, tidak layak
menerima bantuan PSKS itu. “Jadi kasihan bagi yang seharusnya mendapatkan
bantuan, malah tidak dapat,” sesalnya.
Karena
banyak yang salah sasaran, dulu pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa ditunda
. Hal ini berkat intruksi Bupati agar dilverifikasi ulang. Sehingga orang yang mampu tidak dapat. “Namun
saat ini, intruksi itu tidak ada. Sehingga pemerintah desa terpaksa
memberikannya,” Tambahnya.
Tidak
hanya di Rambipuji, di desa lainnya seperti di Kencong dan Sidomekar Semboro,
juga mengalami hal yang sama. Ahmadi, Kepala Desa Kencong menyampaikan, dari
1.414 warga yang memperoleh bantuan itu. Sebanyak 20 persen dari warga yang
terdata sebagai penerima bantuan, adalah orang-orang berduit.
Tidak
hanya itu, data yang berisi daftar nama-nama warga yang mendapatkan bantuan,
juga baru diterimanya mendadak, “pembagiannya dimulai pukul 07.00. Rabo (3/12). Dan
daftar nama penerimanya baru saya terima malam harinya. Dan banyak yang salah
sasaran,” tegasnya.
Dampak
tidak dilibatkannya pemerintah desa dalam pendataan warga tidak mampu yang
berhak dengan bantuan PSKS tersebut. Menurut kades-kades tersebut membuat warga
yang kaya menjadi bertambah kaya. Sedangkan yang miskin juga bertambah semakin
miskin.