Akibatnya, sekitar 15
orang harus dirawat dipuskesmas, dua diantaranya masih menjalani perawatan
intensif, Informasinya , jumlah korban lebih dari 15, mamun, hanya dirawat
dirumah oleh keluarganya dengan memberi minum air kelapa muda yang dijadikan
sebagai penawar racun.
Sedangkan dua korban
keracunan terparah tersebut adalah Risma Imroatul Jannah, balita berusia 2,3
tahun, dan Nina Nurhayati (19).
Menurut penuturan Supiati
(45), insiden ini bermula saat salah seorang warga Dusun Krajan II, Desa
Padomasan menggelar hajatan pernikahan anaknya. Sesuai adat setempat, para
kerabat dan tetangga diberi hantaran berupa makanan siap santap, “setelah makan
hantaran tersebut, saya sekeluarga mengalami mual-mual,” akunya.
Nurita (25) ibu Risma
Imroatul Jannah mengatakan, dirinya baru mengetahui jika anaknya menjadi korban
keracunan berselang 3 jam setelah anaknya memakan, “saya baru mengetahuinya
sekitar jam 6 petang, saat itu anak saya muntah-muntah dan terus menangis,”
ujarnya.
Kepala Puskesmas Jombang,
dr Agus Yudi mengatakan, rata-rata pasien mengalami gejala yang sama, yaitu
mual, pusing dan terus buang air besar. Dari sejumlah korban yang telah
dirawat, sebagian besar diantaranya sudah diperbolehkan pulang, “dua orang yang
masih dirawat, satu korbannya masih balita,” katanya.
Petugas puskesmas bersama
polsek menyita sample makanan yang menjadi pemicu keracunan. “Sampel makanan
yang kita amankan berupa daging sapi.
Sample makanan ini rencananya akan dilakukan pemeriksaan laboratorium Dinas
Kesehatan Jember, untuk memastikan penyebab keracunan,” jelas dr Joko.
Sementara itu, Kepala Unit
Reserse Kriminal Polsek Jombang, Aiptu Wahyudi menerangkan, hingga saat ini
pihaknya masih melakukan pendataan jumlah korban keracunan. Tak hanya itu,
polisi juga masih menyelidiki penyebab pasti terjadinya keracunan masal
tersebut,