
Menurut Mohammad (42),
selama dua periode pemerintahan Bupati MZA Djalal, padahal warga sudah
menyampaikan proposal. Namun hingga kini tak ada tanggapan, “kondisinya berlobang
sangat parah serta becek apalagi saat musim hujan begini, namun hingga kini belum
memperbaiki,” kesalnya, Senin (4/5).
Dengan kondisi jalan yang
rusak, seringkali pengendara yang lewat mengalami kecelakaan. Ditambah lagi
jika hujan deras, air meluap ke rumah-rumah warga , “rusaknya jalan ini sudah
berlangsung lama, namun tak pernah ada perhatian, bahkan sudah dua kali periode
pemerintahan bapak bupati Djalal lo mas,” ujar Mohammad.
Jalan yang menghubungkan
Desa Tambakrejo dengan Desa Sarimulyo, Kecamatan Jombang ini, sambung Mohammad,
sudah 16 kali diajukan perbaikan ke Pemkab Jember. Namun hingga bertahun-tahun
permohonan tersebut tak pernah direalisasi oleh Pemkab Jember, “sampai sekarang
belum pernah ada realisasi," ungkapnya.
Menanggapi kekesalan
warga, salah seorang Pemerhati Kebijakan Publik Bagus Budi Antoro mengatakan,
seharusnya selama 2 periode pemerintahan Bupati Mza Djalal dengan jargonnya ‘Membangun
Desa Menata Kota’ itu harus mengutamakan pembangunan infrastruktur pedesaan,
terutama jalan. Karena itu, sambung Bagus, merupakan pengejawantahan dari slogan
tersebut.
“Jika melihat jargon itu,
menurut saya menjadi aneh selama dua kali pemerintahan Bupati Djalal jalan ini
tetap rusak dan tidak pernah ada perbaikan. Ini adalah salah satu bukti bahwa
slogan bupati dalam kampanyenya tidak terealisasi," ungkap Bagus.
Sementara itu Kepala Desa
Sumberagung Tugiran, saat di hubungi mealui poselnya tidak tersambung. Namun informasinya,
Kepala Desa sangat mendukung pembangunan fisik khususnya jalan. Karena perbaikan
infrastruktur adalah program prioritas saat dia mencalonkan diri sebagai kepala
desa setempat. (Yond)