
Sebagian memilih-memilih
buku, sebagian lagi membacanya, tak jauh dari lokasi becak itu diparkir. “Kami
menyebutnya becak pintar,” ujar Zaenal Muhlisin, pemuda yang menjadi relawan Taman
Baca Al-Fath di Perumahan Bumi Tegal Besar (BTB) Kecamatan Kaliwates Jember,
Rabu (16/9).
Becak pintar adalah sebuah
perputakaan mini yang dikelola oleh Taman Baca Al-Fath. Biasanya setiap hari
minggu, becak pintar keliling kompleks perumahan, menyambangi setiap kelompok
anak yang mau membacanya. “Kami hanya ingin mendekatkan buku ke masyarakat,”
kata Muhlis, sapaan pemuda itu.
Alumnus Fakultas Agama
Islam Universitas Islam Jember ini menyebut, minat baca anak-anak sebenarnya
cukup tinggi. Hanya saja fasilitas penunjang seperti perpustakaan maupun
perpustakaan keliling yang disediakan oleh Pemkab Jember tidak sampai menyentuh
ke perumahan warga. “Tak hanya mendekatkan, kami berharap becak pintar ini juga
menjadi perangsang minat baca anak-anak yang lain agar tertarik untuk ikut
membaca buku,” jelas Muhlis.
Buku yang disediakan
bermacam-macam, mulai dari cerita anak-anak hingga pengetahuan umum. Koleksi
bukunya masih sederhana memang, karena pengurus Taman Baca Al-Fath belum mampu
membeli buku dalam sekala besar. “Buku-buku disini rata-rata sumbangan dari
teman-teman saya sewaktu kuliah, dan juga ada dari sebagian warga yang peduli
terhadap dunia baca,” terang Devi Aulia Rohim, penggagas Taman Baca Al-Fath.
Mantan Aktifis Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Jember tersebut mengaku, Taman
Baca yang dia kelola cukup sederhana, karena memang masih baru dilakukan. Namun
ibu dua anak tersebut bertekad untuk terus mengembangkan dengan secara bertahap
mengumpulkan koleksi buku serta terus mengenalkan budaya baca terhadap
masyarakat, terutama generasi muda dan anak-anak.
“Saya begitu terharu saat
melihat antusisme anak-anak membaca buku, di kala begitu semangat saya semakin
bertambah. Sebab, saya memiliki mimpi jika masyarakat, terutama warga di
perumahan ini memiliki budaya baca yang tinggi. Meski itu tidak mudah, tapi
saya yakin mimpi itu akan terwujud pada suatu ketika,” yakinnya.
Devi, demikian dia disapa,
mendirikan Taman Baca Al-Fath yang menjadi satu dengan Rumah Belajar, Mengaji
dan Bermain yang dia sebut Rumah BBM. Bersama sang suami, Beny Eko Rohmatullah
serta dua orang relawan, Zaenal Muhlisin dan Dian, secara bertahap Devi
mengembangkan aktifitas sosialnya tersebut.
Gayung bersambut, Rumah
BBM mendapat apresiasi dari warga sekitar yang kemudian disusul dengan Taman
Baca Al-Fath. “Kami mendapat pinjaman becak ini dari seorang waker (penjaga
keamanan perumahan) yang bernama Pak Siti. Beliau mendukung sekali dengan
perpustakaan mini kami, sehingga meminjamkan becaknya untuk digunakan
berkeliling,” ungkap Beny Eko Rohmatullah.
Beny berharap, semoga
dukungan warga terhadap taman baca yang ia kelola semakin meningkat. Sebab
menurutnya, didunia yang serba digital ini, generasi muda dan anak-anak paling
rentan menjadi korban derasnya aliran teknologi informasi dan hiburan digital,
yang berakibat lemahnya minat baca mereka.
“Salah satu tujuannya,
taman baca ini untuk mengimbangi derasnya arus teknologi yang cenderung salah
kaprah dalam memanfaatkannya. Selain juga untuk lebih mengenalkan budaya baca
dan mendekatkan buku kepada masyarakat,” pungkas dia. (ruz)