
Campuran
bumbu yang diracik dengan cabai rawit pilihan Warung ayam pedas Bu Panto di
jalan Garuda, Dusun Karang anyar, Desa Karangrejo, Gumukmas, Jember, ternyata
menjadi incaran pelahap kuliner, baik masyarakat biasa hingga pejabat.
Warung
yang dirintis sejak tahun 1960 itu memang menyajikan ayam bakar yang super
pedas untuk menjadi menu andalannya. Tak hanya itu, daging ayam yang digunakan
juga berasal dari ayam kampung, yang teksturnya dinilai lebih kesat dan rasanya
lebih gurih.
“Menu
ayam bakar pedas ini memang masih menjadi andalan warung kami. Selain warga
yang jafi pelanggan yang ke warung kami, bayak para pejabat yang melakukan
kunjungan atau turun kedesa, mampir kewarung kami” ujar Purwati, anak dari Bu
Panto, sesaat setelah melayani para pelanggannya, Senin (21/9).
Selain
rasanya yang terkenal pedas dan gurih, harga perporsinya juga dianggap cukup
murah, yaitu antara 15 ribu hingga 20 Ribu. Bu Panto, juga menjual ayam bakar
pedas utuh, yang dia bandrol 60 ribu sampai 70 Ribu perekor, tergantung ukuran
ayamnya.
Sehingga
tak heran jika pelanggannya mulai dari warga biasa, pejabat Jember hingga luar
daerah, bahkan mantan Menteri pernah singga di warungnya. “Salah satu Mentri juga
pernah menikmati kuliner kami,” kata Purwati, yang menyebut Mendiknas di era
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Muhamad Nuh.
Dalam
sehari, warung Bu Panto mampu menghabiskan ayam kampung antara 80 - 100 Ekor,
dengan konsumsi beras hingga 50 Kg. “Dalam sehari sekitar 80 – 100 ekor ayam
kampung, dan jika hari libur bisa lebih dari itu,” sambung Purwati, yang saat
ini mengelola warung turun temurun tersebut.