
Mereka mengikuti mata
kuliah Budaya dan Bahasa Indonesia. Pemberian mata kuliah Budaya dan Bahasa
Indonesia tersebut merupakan bagian penting dari program student exchange antara
Polije dengan Jiangsu
Collage angkatan pertama.
“Mata kuliah Budaya dan
Bahasa Indonesia bermanfaat untuk menyiapkan dan proses adaptasi dari aspek
bahasa serta pengenalan atmosfer akademik, agar mereka segera bisa menyesuaikan
dengan sistem pembelajaran dan masyarakat kampus Polije”, ujar Siti Aisyah
Kepala Pusat Pelatihan dan Pelayanan Bahasa Selasa (6/10).
Menurut Direktur Pelaksana
LPIU PPU dan Urusan Luar Negeri Ir. Nantil Bambang Eko S, M.Si, ketujuh
mahasiswa Jiangsu College tersebut berasal dari program studi (prodi) Animal Science, akan
menempuh perkuliahan dan praktikum sebanyak 21 SKS pada prodi Produksi Ternak
Jurusan Peternakan selama 1 semester dan akan diakhiri pada 15 Januari 2016. “Mereka
menempuh perkuliahan di Polije selama 1 semester dengan sistem transfer
kredit”, tutur Nantil Bambang.
Pada aspek materi Budaya
Indonesia, ketujuh mahasiswa Jiangsu diperkenalkan dengan makanan tradisional,
tempat ibadah dan agama yang dianut oleh masyakakat Indonesia, aneka tari
tradisional, adat istiadat dan tempat rekreasi serta kekayaan alam Indonesia
yang sangat beragam.
Proses perkuliahan Budaya
dan Bahasa Indonesia diampu oleh Nila Susanti, S.Pd, M.Pd, Titi Ismailia, S.Pd,
M.Pd dan Tutus Zahro, S.Pd, M.Pd yang semua berasal dari Dosen prodi Bahasa
Inggris Jurusan Bahasa, Komunikasi dan Pariwisata.
“Kemampuan bahasa Inggris
mereka cukup baik, sehingga sangat mendukung proses perkuliahan serta pemahaman
semua materi yang diberikan”, ungkap Nila Susanti disela-sela perkuliahan.
Dari beberapa hari tinggal
dilingkungan kampus Polije, mereka tampak sangat menikmatinya. Hal ini ditandai
dengan mudah bergaul dan berbaur dengan mahasiswa Polije disekitarnya, mereka
tidak menemui kesulitan mencari menu makan baik di kantin kampus maupun di
beberapa warung mahasiswa disekitar kampus.
“Mereka suka lalapan dan
bahkan suka berbaur sarapan di kantin asrama serta kadang-kadang masak
sendiri”, ujar Nantil Bambang. Mereka sudah diajak ke Pantai Tanjung Papuma dan
jalan-jalan melihat kota Jember serta gelagat dan keakrabannya mereka tampak
menikmati sekali dan betah tinggal di Jember.
Ketujuh mahasiswa tersebut
sangat senang belajar dan mengenal budaya Indonesia, mulai dari etika
pergaulan, mengucapkan salam, dan tak segan-segan mempraktekkan dengan siapa
saja yang mereka temui. “Dengan belajar budaya Indonesia, dapat menjadi bekal
mereka menceritakan khasanah budaya Indonesia khususnya Jember sebagai promosi
ketika kembali ke China”, pungkas Nantil Bambang. (midd)