
Namun, saat petugas yang menyisir
area gunung Manggar yang diduga masih ada aktifitas penambangan emas, kawasan
itu lagi-lagi nampak sepi dan tak ada aktifitas. Hanya terlihat belasan tenda
kosong yang ditinggal oleh para penghuninya.
Selanjutnya, aparat
gabungan menutup lubang bekas galian tambang yang telah ditinggalkan. Aparat
menguruk galian itu menggunakan tanah serta bebatuan yang berada di sisi kanan
kiri lubang. Penutupan ini dilakukan, agar para penambang tak lagi dapat
menggunakan tempat itu untuk mengeruk material emas.
Setelah itu, petugas membakar
tenda-tenda yang digunakan para penambang untuk berteduh. Tenda ini juga
sebagai tanda jika lubang galian tersebut aktif dan masih ada aktifitas
pengerukan material emas yang dilakukan oleh penambang. Oparasi ini diduga bocor,
sehingga para penambang menghentikan aktivitasnya.
“Kegiatan penutupan galian
tambang ini rutin dilakukan oleh Perhutani bersama sejumlah stake holder.
Diantaranya, TNI, Polri, LMDH (Lembaga Masyarakat Daerah Hutan) dan LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat),” kata Djohan Surjoputro, Administratur Perhutani
Jember, disela-sela razia tersebut.
Sebagai
penjaga ekosistem, fungsi hutan terhadap lingkungan harus terjaga dengan baik.
Salah satunya adalah dengan menjaga tegakan (pepohonan) secara baik. “Oleh
karena itu, kedepan! kegiatan semacam ini akan terus kita lakukan, seminggu
atau dua minggu sekali, tergantung dari prioritas,” pungkas Djohan. (ruz)