
Kegian jambore dalam rangka Festival Kampus
Tegalboto Universitas Jember 2015
yang digelar selama tiga hari di Jember ini,
rencananya akan diikuti sejumlah buruh migran dari berbagai
daerah. dan dihadiri seluruh stakeholder, para pegiat lembaga swadaya masyarakat, pemerhati dan
akademisi yang peduli masalah buruh migran
“Seluruh stakeholder rencananya akan hadir,
seperti Menteri Tenaga Kerja, Menteri Luar Negeri, Ketua BNP2TKI dan gubernur
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat. ”, Jelas Agung Purwanto, Kepala Humas dan Protokol Unej
Minggu (22/11).
Panitia juga masih menunggu
kepastian kehadiran presiden Joko Widodo yang akan membuka acara ini secara resmi. Kesediaan Universitas Jember
sebagai tuan rumah tidak lepas dari komitmen Kampus
Tegalboto turut memberikan solusi bagi
permasalahan nyata masyarakat.
Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara
Universitas Jember dengan Migrant Care, BNP2TKI dan Maju
Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU). “Jember beserta kabupaten
lainnya di Jawa Timur, dikenal sebagai daerah
penyuplai buruh migran, oleh karena itu Universitas Jember tergerak
untuk memberikan sumbangan nyata bagi perbaikan kondisi buruh migran kita,”
kata Agung.
Mwnueur Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah saat
dikonfirmasi terkait agenda kegiatan ini mengatakan, “Peserta yang telah
terregistrasi saat ini sejumlah 1.697 orang. Yang merupakan representasi dari
buruh migran, mantan buruh migran, juga datang dari akademisi, LSM, pemerintah
(eksekutif dan legislatif) pusat dan daerah, media, mahasiswa dan organisasi
kemasyarakatan,” ujarnya.
Di sela-sela Jambore, juga akan dilakukan peresmian Desa
Peduli Buruh Migran (DESBUMI) di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo. “DESBUMI
merupakan inisiatif yang dibangun untuk penyediaan layanan tingkat pertama bagi
buruh migran di tingkat desa untuk menghindarkan buruh migran dari calo.
Layanan yang tersedia di DESBUMI adalah informasi dengan pusat informasi
terpadu, pengurusan dokumen, pendataan, pengaduaan serta pemberdayaan ekonomi
dibawah payung hukum Peraturan Desa (Perdes),” jelasnya.
Di hari pertama (23/11), jambore akan diisi
dengan peluncuran program Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi), aplikasi early warning system bagi buruh migran
dan SAKU TKI, jasa keuangan bagi TKI. Acara kemudian dilanjutkan dengan tiga
sidang pleno yang membahas komitmen pemerintah daerah dalam perlindungan buruh
migran. Tampil sebagai pemateri adalah gubernur Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan NTB.
Hari kedua (24/11) kegiatan akan dimulai
dengan sidang pleno yang mengusung tema reformasi tata kelola perlindungan
buruh migran Indonesia dan tema mengenai migrasi dan pembangunan. Sementara
pada hari ketiga (25/11) tema sidang pleno
adalah buruh migran dan kekerasan terhadap perempuan serta penguatan
institusional dan manifest keberpihakan pendidikan tinggi.
“Selain sidang pleno, di hari kedua dan ketiga ada banyak diskusi tematik
dengan tema yang beragam. Misalnya membahas mengenai advokasi buruh berbasis
teknologi informasi, media dan perlindungan buruh migran serta tema-tema aktual
lainnya,” tambah Agung Purwanto.