
Hal ini terungkap dalam debat
Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang digelar Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) ketika menjawab pertanyaan moderator dari Universitas
Jember (Unej)
Agung Purwanto tentang Potesi tambang dan Mineral yang berpotensi Merusak lingkunan.
Agung Purwanto tentang Potesi tambang dan Mineral yang berpotensi Merusak lingkunan.
“Membangun jangan sampai
merusak, jika sudah rusak sulit untuk memperbaikinya, masih banyak potensi di
Jember diluar tambang yang belum digarap, seperti pertanian dan perkebunan.
Demikian disampaikan dr Faida pasangan Calon Nomor urut 2, dr Faida – Muqit
Arif.
Tambang tidak akan menambah
kesejahteraan rakyat, yang ada ekosistem rusak, untuk itu harus
dipertimbangkan. “Seperti Freepot, berapa besar pendapatan yang diperoleh pemerintah
untuk kesejahteraan rakyat dibandingkan dengan kerusakan alam yang dirasakan”.
Jelasnya.
Hal senada juga dikuatkan
Muqit Arif. Menurut Muqit keberadaan tambang lebih banyak mudharatnya
dibandingkan maslahatnya.”keberadaan tambang lebih banyak mudharatnya dibandingkan
dengan maslahatnya”. Jelasnya
Sementara pasangan Cabup nomor
urut 1, Sugiarto, SH - dr Dwi Karyanto juga berjanji tidak akan melakukan
ekploitasi tambang ‘usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan
galian dan memanfaatkannya’, namun hanya
akan mengijinkan ekplorasi ‘penyelidikan
lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi keberadaan sumber daya alam’
saja.
“Tambang itu cukup di
ekplorasi, guna untuk kepentingan pendidikan dan penelitihan, sehingga potensi
alam yang ada di Jember dapat kita ketahui, hanya tambang galian C saja yang akan
kita lakukan penambangan” Jelas Cabup Sugiarto
Namun kata Pak Gik panggilan
akrab Sugiarto tambang bisa dilakukan dengan Syarat, jika mayoritas masyarakat setempat
setuju, tidak merusak lingkungan, mengikuti peraturan, dapat menambah Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan dapat mensejahterakan rakyat.
Beberapa tema debat di putaran
pertama dari 3 tahapan yang diagendakan KPU, ada dua isu sensitif yang dibahas,
disamping pro – kontra tambang juga soal
merebaknya toko modern berjaringan yang berdampak matinya toko kelontong dan
pasar tradisional. Disamping itu juga dibahas soal pendidikan, kesehatan,
pertanian dan perkebunan, infrastruktur jalan, komitmen anti korupsi dan lain-lain.
Pamtauan media ini, suasana debat berlangsung
hidup dan meriah, kedua pendukung tampak semangat, meski beberapa kali mendapat
teguran moderator, tetap tidak bergeming. Mereka terus menyampaikan yel-yel guna
memberi semangat kepada calon yang diusungnya. (eros/midd)