
Saat
bersamaan, sejumlah relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana), datang dan langsung
memberikan pertolongan kepada warga tersebut. Mereka kemudian mencari tempat
aman di sekitar balai desa setempat. Warga pun diungsikan.
Kepanikan
warga Sabtu (5/12)., bukan kejadian sesungguhnya seperti tahun 2006 silam, saat
desa itu diterjang banjir bandang. Mereka hanya melakukan simulasi tanggap
bencana, Tujuannya, agar masyarakat yang
tinggal di wilayah rawan bencana, bisa mandiri menanggulangi bencana yang
datangnya tak bisa diperkirakan.
Kepala
Subdik Kerjasama Kementrian Sosial, Viktorius Siahaan menyebut, jika warga yang
terlibat simulasi tersebut sebagai kader terlatih kampung siaga bencana yang
dibentuknya. "Kampung siaga bencana ini nantinya bisa menjadi ujung tombak
penanggulangan bencana," ungkapnya.
Di Kampung
siaga bencana (KSB) Rengganis. mereka dilatih penanggulangan bencana, mulai
dari mendirikan tenda sampai melakukan evakuasi korban, bukan hanya mampu
melakukan tindakan pasca. juga mampu memprotret kerawanan bencana, "Kami
membentuk masyarakat berbasis mandiri menghadapi bencana," jelasnya.
Anggota
Komisi XIII DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi, Panti dipilih menjadi kampung
siaga bencana, karena di daerah tersebut memiliki riwayat bencana nasional yang
terjadi di tahun 2006 silam. "Kami tidak ingin banjir bandang 2006 silam
kembali terjadi di Panti, Kondisi seperti ini yang harus kita antisipasi,”,"
tegasnya.
Sementara
itu, Sekretaris Dinas Sosial Jember yang mewakili Kepala Dinsos, Hasan, meminta
warga sekitar Kecamatan Panti tetap mewaspadai dan harus tetap siap siaga dan
kompak menghadapi ancaman bencana. "Sebab bencana tidak tahu kapan akan
datang," ujarnya. (ruz)