
Festival Kuwung mengangkat
macam-macam kebudayaan dan kesenian. Kuwung memiliki filosofi bermakna
bisa pelangi. Jadi Festival Kuwung adalah festival pelangi yang mengangkat ragam budaya, ragam
kesenian dan cerita rakyat tradisional
yang ada di kabupaten berjuluk Sunrise Of Java ini.
Festival yang dilaksanakan
malam hari yang mengambil
sart didepan kantor Pemkab dan finish di Taman Blambangan ini dihadiri, Pj. Bupati, Drs. Zarkasi, M.Si berserta istri, ketua
DPRD I Made Cahya Purnama, SE bersama istri, Kapolres AKBP. Bastoni Purnama, SIK,
Dandim 0825 Letkol. Inf. Roby Bulan.
Seluruh Jajaran Forkopimda,
ketua DKB Samsudin Adlawi, Budayawan, pelaku
seni serta tamu undangan lainnya. Tampak hadir jugu Bupati Situbondo bersama istri, Dewan Kesenian Jawa
Timur, ikut berpartisipasi menyuguhkan kesenian
daerahnya
dari kota Denpasar, Pasuruan, Lumajang,
Probolinggo dan Kediri.
Festival Kuwung
dibuka dengan tarian rakyat sendrang tari mbok Drimo yang menceritakan tentang
pertanian dan menanam padi. Konon cerita, apabila selendang itu dilemparkan ke
padi yang akan dipanen, maka seketika itu juga hamparan padi tersebut sudah terpanen.
Juragan tani yang
bernama Panji Jumawa hanya bisa memendam perasaannya. Karena Panji Juwama bingung
bagaimana mengungkapkan isi hatinya kepada mbok Drimo. Dan tidak di pungkuri
teryata mbok Drimo juga mempunyai perasaan yang sama terhadap Panji Jumawa namun
kakak mbok Drimo tidak setuju jika adiknya dikawin oleh Panji Jumawa.
Kakak mbok Drimo
tidak setuju karena Panji Jumawa hanya memanfaatkan kesaktian mbok Drimo. Dan
mbok Drimo terjebak dalam kegelisahan hati diantara 2 pilihan. Akhirnya
selendang yang di anggap sakti dilemparkan sekuat tenaga sampai tak tahu dimana
jatuhnya.
Pj. Bupati Drs. Zarkasi,
M.Si mengatakan, acara tersebut
merupakan rangkaian Banyuwangi festival dan rangkaian Harjaba ke 244. “Saya
berterima kasih kepada sanggar-sanggar kesenian dan para
cama se Banyuwangi yang sungguh-sungguh bertujuan untuk memeriahkan Festival
Kuwung 2015”. katanya
“Masyarakat Banyuwangi memang nampak tidak
lelah untuk berbenah dengan menyusun Deadline the sunrise of java dan Banyuwangi
terus jenggirat tangi untuk semangat membangun Banyuwangi melalui sektor apapun,
utamanya di sektor pariwisata dan kebudayaan/keseniaan. Seni adalah mengisi
dalam kehidupan dan dengan seni itulah kita bisa memajukan keragaman kehidupan
di masyarakat,” tuturnya.
Bupati Zarkasi,
membuka pawai Festival Kuwung 2015 dengan diikuti kontingan Denpasar yang menampilkan
perang Baratayudha. Di ikuti oleh Dapil 1 Banyuwangi, dilanjutkan kota Pasuruan
serta langsung dilanjutkan Dapil 2 Banyuwangi, seterusnya dari kota Probolinggo, disambung Dapil 3 Banyuwangi.
lalu
berturut-turut dari kota Lumajang, kota Kediri dan penutup pawai adalah
kontingan Dapil 4 Banyuwangi. Para peserta melewati rute pawai dari depan Pemkab menuju jalan Ahmad Yani hingga perliman,
masuk jalan Dr. Soetomo dan finish di Taman Blambangan. Antusias warga yang
memadati jalan-jalan protokol menambah kemeriahan Pawai Budaya Festival Kuwung
2015. (kim/nda )