
Jenazah korban ditemukan
Hari (43), tetangga korban yang saat itu oleh ibu korban
disuruh motong dahan pohon mangga di belakang rumahnya, Hari kaget, Agus
Triwahyudi tergantung. “Saya langsung berteriak
memanggil kakak korban Handoko, lalu kami sama-sama menurunkan jenazah korban,”
ujar Hari.
Informasinya, selama ini Agus tinggal di rumah istrinya, karena
kondisi ekonomi tidak membaik, istrinya kerja jadi TKW, korban jual bakso. Ketika pulang,
bukannya membawa kabar baik, merasa lebih mapan istrinya tanya penghasilan
Agus, karena sering cek-cok, Jumat (18/12) pulang
ke rumah orang tuanya.
“Ia selama ini
tinggal dirumah mertuanya di Blitar, saat istrinya pulang dari Taiwan, istrinya
sering menanyakan penghasilan jual bakso, pengakun keponakan saya, istrinya
selalu membanding-bandingkan dengan penghasilannya,
karena dari menjual bakso tidak bisa membeli apa-apa,” ujar bibi korban.
Korban memilik 1
anak tinggal dengan
neneknya, “Kemarin ditelepon istrinya
agar mencari uang buat anaknya, sedangkan pendapatan istrinya untuk kebutuhan
perabot dan membetulkan rumah, ia disuruh mencari uang untuk keperluan
sehari-hari seperti makan dan biaya sekolah,” tambah bibi korban.
Kejadian ini tak
ayal membuat keluarga besar Agus Triwahyudi terpukul, “Ia sering mengeluh
tentang tuntutan istrinya, kalau seperti ini mau gimana lagi, saya cuma kasian
saja kepada keponakan saya, kok nasibnya seperti ini,” ujar bibi korban yang
tinggal di Jember sambil menyeka air mata. (ali/min)