
Bahkan, anggota intel
Polsek Wuluhan Bripol Erly Kustanto bersama Rully Efendi (Radar Jember), Felli
Kosasi (JTV) dan Mahrus Sholih (Times Indonesia) yang kepergok segerombolan
pria yang sedang melakukan aktivitas penambangan di gunung Manggar Kecamatan
Wuluhan itu dikepung dan diacungi parang.
Mereka tampak bergerombol,
sebagian tak mengenakan baju dan menenteng peralatan tambang. Sejumlah penambang
emas liar ini terlihat baru keluar dari lubang galian yang atasnya diberi
terpal, mirip seperti tenda anak-anak yang sedah berkemah.
lantas Bripol Erly
Kustanto berusaha membujuk mereka. “Sana bubar… bubar, bubar” Namun seruan
anggota berpakaian preman tersebut tidak diggubris. bahkan, justru mengepung dengan
mengacung-acungkan parang. "Ayooo, wartawanya cuma empat orang. habisi aja,"
teriak salah satu orang yang kelihatan dituakan.
Sejumlah wartawan yang
mengambil gambar aktivitas penambangan emas pun, juga diancam mau dihabisi. "Saya
juga sempat diancam mengunakaan parang oleh sekelompok penambang, mereka
berusaha menyerang kami, saat itu kami bertiga akan melakukan tugas
peliputan," kata Rully.
Merasa terdesak, Bripol
Erly mengingatkan dan menyebut bahwa dirinya seorang polisi. Meski sudah
demikian, bukannya takut, bahkan semakin mendekat. Melihat mereka semakin
bringas, anggota polisi mengaku sudah mengenali identitas masing-masing
penambang dan akan menangkap jika tidak mau bubar.
Rully pun tak habis akal.
"Berani kalian? Jangan macam-macam. Di bawah sudah ada banyak petugas.
Kalian mau ditangkap? Saya ini kasihan sama kalian. Ayo bubar, pulang,"
teriaknya. Rupanya lontaran Rully bikin mereka ciut nyali. Akhirnya,
orang-orang itu membubarkan diri.
Sekelompok penambang
akhirnya mundur dan kabur beraturan, mereka lari lewat selatan gunung, Sekitar
10 menit kemudian, terdengar deru mesin motor, penambang itu naik melalui arah
selatan menggunakan motor bebek yang telah dimodifikasi seperti trail. "Alhamdulikah,
akhirnya kami berhasil lolos," kata Rully.
Kejadian ini berawal
ketika ketiga jurnalis yang diantar petugas salah jalan. Mereka bergerak ke
sisi selatan gunung, bukan sisi utara. "Tak disangka, di sana mereka
memergoki puluhan penambang emas liar. “Kami terlambat. Kapolsek sudah
berangkat dulu, jadi kami diantarkan petugas," katanya
Kedatangan mereka hendak
meliput olah tempat kejadian perkara (TKP) Eko Setiawan, penambang emas liar yang
ditemukan tewas membusuk tertimbun tanah dikedalaman 20 meter di lubang bekas galian
penambang emas liar Rabo malam, (27/1) lalu.
Sejumlah wartawan mengaku
kaget dengan keberadaannya. Karena saat dilakukan razia oleh petugas gabungan beberapa
waktu lalu, , tak satupun ditemukan penambang. Petugas hanya menemukan
tenda-tenda kosong. “Ternyata masih banyak, bahkan ada sekitar 20 orang tadi,” pungkasnya.
(yond)