
warga dan kerabat, yang
ingin menghantar korban ketempat peristirahatan terakhir Tempat Pemakaman Umum
(TPU) Desa Wono Asri, tampak memenuhi kediaman korban di Dusun Kraton, Desa
Wonoasri, Kecamatan Tempurejo.
Rumah duka yang berukuran
sekitar 5X6 meter, terlihat tak muat menampung para pelayat. Sehingga ratusan
pentakziah memadati jalanan depan rumah korban. Keluarga korban masih syok,
belum bisa diwawancarai perihal pemulangan jenazah korban. Keluarga masih
terlalu berat dengan peristiwa yang menimpa putranya tersebut.
Tampak hadir disela - sela
para Warga takjiah Kapolsek Temporejo AKP Ribut Budiono di dampingi
Kepala Pos Pol Temporejo. Aiptu Samsu bersama Kades Wono Asri Sugeng Hariyadi
dan Anggota Koramil serta ratusan Anggata PSHT dirumah duka.
Kapolsek Akp Ribut Budiono
mengatakan Jenazah di Bandara Juanda, pada pukul 22,30 Wib, dan sampai rumah duka
pukul 03.30 Wib, langsung kita serah terimakan kepada Keluarga. Sementara Fajar
Sukmono, senior korban di perguruan silat, mengaku kehilangan atas kepergiaan
juniornya tersebut.
Menurutnya, korban
merupakan salah seorang siswa silat terbaik di Perguruan Setia Hati Terate
(PSHT). Sehingga tak hanya dirinya, seluruh warga PSHT di tingkat ranting juga
turut merasa kehilangan. "Semoga arwah Adik Mujito, diterima oleh
Allah," do'anya, sesaat sebelum mengantar jenazah korban. (edw).