Tampak aksesoris kalung,
di lehernya, untuk sementara ia jadi seniman. Sebidang kanvas terpajang di
depannya, sebelah kanan beberapa cat berwarna-warni serta palet berbagai
ukuran. Sementara bagian bawah, kuas berbagai ukuran juga tersedia dalam sebuah
wadah mirip gelas besar, berwarna putih.
Bukan kuas seperti yang
digunakan pelukis kebanyakan, kali ini dia menggunakan cetok kecil yang ia
sebut palet. Awalnya, kanvas putih itu
dia beri cat berwarna sama, putih. Selanjutnya, dengan cekatan PNS yang bekerja
sebagai Kepala UPT di Dinas Pengairan Kencong ini kembali memulas kanvas
berbagai warna.
Seolah mau hujan, kanvas
putih itu berubah, setengah jam kemudian, samar-samar muncul sebidang gambar seperti
pantai. Ya, Susmiadi melukis panorama alam Pantai Papuma. “Persisnya saya tidak
ingat, tapi kalau 2000 lukisan mungkin lebih,” kata Susmiadi. Jumat (1/4)
Teras rumah, di Dusun
Ponjen Lor, Desa/Kecamatan Kencong, menjadi tempat vaforit suami Sugiati itu
menyelesaikan pekerjaannya, Biasanya akhir pekan, atau malam hari, “Kalau mood
sedang bagus, satu lukisan saya selesaikan selama 2 sampai 3 hari. Itupun
tergantung seberapa besar ukurannya,” ucapnya.
Ayah dua anak ini mengaku,
hampir menguasi semua aliran dalam seni lukis. Mulai natural, realis, abstrak,
hingga imprealis. Bahkan saat ini, dia juga tengah menekuni lukisan dengan
media bulu. “Tapi saya lebih tertarik lukisan bertema humanis karena ada
hubungannya dengan kemanusiaan,” ujarnya.
Pelukis yang pernah
mengikuti pameran hingga keliling Indonesia ini memiliki mimpi besar, bisa
menggelar ajang melukis on the spot, tentang eksplorasi keindahan wisata alam
di Jember, “Harapannya, saya bisa andil membangun wisata Jember melalui seni
yang saya tekuni." tuturnya.