Translate

Iklan

Iklan

Sejarah Lebih Penting dari Pelajaran Bahasa Ingris

6/03/16, 23:00 WIB Last Updated 2016-09-03T18:59:55Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pemahaman generasi muda terhadap pancasila mulai luntur, bahkan semakin memprihatinkan. Peringatan Pancasila dipandang sebagai rutinitas, bukan sebagai pranata.

“Saya bertanya bagaimana pendapat ditetapkan 1 Juni 2016 sebagai hari lahirnya Pancasila, mereka menjawab senang, liburnya bertambah kata Rektor Unifersitas Tujuhbelas Agustus (Untag) Banyuwangi dalam Peringatan lahirnya Pancasila (1 Juni 1945) di Gedung Asah Asih Asuh Politeknik Jember (Polije) Jember Jumat (3/6).

Contoh ini menunjukkan bukti bahwa para pemuda dan pelajar kita sudah mulai jauh dari sejarah. Untuk itu pelajaran sejarah perjuangan bangsa perlu menjadi perhatian serius, kalau perlu harus dijadikan pelajaran yang dimasukkan dalam ujian nasional.

“Yang lebih penting pelajaran sejarah bukan Bahasa Inggris, minimal pelajaran sejarah juga harus dijadikan materi Ujian Nasional, kalau tidak peringatan lahirnya pancasila hanya sebagai rutinitas belaka dan tidak menjadi pranata” jelas mantan dekan Unej ini

Hal senada juga disampaikan aktifis Pergerakan Kebangsaan, Soeseno. Menurut ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia ( APTI) bahwa indikasi idiologi Pancasila semakin menjauh dari bangsa ini adalah semangat gotong-royong masyarakat yang semakin memudar, dan keluarnya peraturan dan undang-undang yang bertentangan dengan semangat Pancasila.

Untuk itu semangat lahirnya Pancasila 1 Juni harus  menjadi intropeksi, “Negara harus menjadikan Pancasila sebagai idiologi dasar yang diengimplementasikan dalam peraturan dan undang-undangan yang berlaku” tegasnya dalam diskusi bertema “Dengan peringatan hari lahirnya Pancaslia 1 Juni Kita perkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta tegaknya NKRI berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945” ini.

Direktur Poltek Jember Nanang Dwi, Saat ramah tamah pada Wartawan Memorandum, peringatan lahir nya Pancasila pada 1 Juni 1945, sudah dilakukan rutin dan sejaklama, dengan harapan nilai-nilai Pancasila kembali terinternalisasi pada generasi pemuda.

“Kita tahu generasi muda tidak mengerti Pancasila, hanya dengar namanya saja, dan hanya hafal sila-silanya saja, tapi apa yang terkandung didalamnya, serta seperti apa memaknai pancasila dalam dirinya, Saya sangat gelisah melihat anak muda seperti itu .“Jelas  Nanang

Masih Kata Nanang, Antar kelompok pemuda, karena nilai-nilai persatuanya tidak tapi nilai kemasusian dan gotong royong tidak  ada maka, antar kelompor tersebut menjadi bentrok, karena tidak mempunyai jiwa patriot pancasila, pada hal mereka akan menjadi kendali Negara ini. “Pungkasnya (eros/edw)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Sejarah Lebih Penting dari Pelajaran Bahasa Ingris

Terkini

Close x