Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Membangun Sumberdaya Manusia, sangat pas jika
dikaitkan dengan pendidikan, pasalnya dunia pendidikan merupakan garda terdepan
dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Meski suda menjadi
prioritas pembangunan nasional, namun kenyataannya diberbagai daerah masih
dijumpai keterbatasan jumlah guru. Seperti yang dirasakan oleh kepala UPT Rikno
Tanoyo, menurutnya saat ini masih sangat kekurangan guru, hanya beberapa
sekolah saja yang memiliki jumlah guru memadai.
Padahal menurutnya sudah berkali-kali
bahkan tiap tahun selalu mengajukan tambahan tenaga pendidik, tapi belum
mendapat respon, “terutama di sekolah-sekolah yang berada di pelosok desa, jumlah
guru PNS nya hingga saat ini masih sangat minim,” ujar Rikno Rabo, (20/6)
Seperti di SD Sumber
Kalong 2, SD N Plalangan 4, SD N Plalangan 3, rata-rata jumlah guru PNS nya
kurang dari jumlah kelas, bahkan yang lebih tragis di SDN Plalangan 3, dengan jumlah
murid 155 siswa, tenaga pendidik dari unsur PNS hanya ada 6 yaitu kepala
sekolah, 3 guru kelas, 1 guru Agama dan 1 guru olah raga.
“Masih banyak sekolah lain
yang kondisinya seperti itu, terlebih kami harus menjalankan program bupati
Jember, Ibu Faida yang menerapkan program pendidikan gratis, ya kami harus
pintar-pintar menyiasati agar kondisi seperti ini tidak mengurangi kualitas
pendidikan,” tambah Rikno.
Rikno juga mengatakan
meski jumlah pendidik dari PNS tidak sebanding dengan jumlah sekolah, tapi siswa
di kecamatan Kalisat masih bisa menorehkan prestasi, bahkan pernah menjadi duta
mewakili Jember untuk lomba tingkat Jawa Timur.
“Meskipun kekurangan tenaga
pendidik, tapi kami patut bersyukur karena prestasi siswa dari kecamatan Kalisat
masih mampu bersaing dengan siswa dari daerah lain yang ada di Kabupaten
Jember, seperti lomba Olimpiade Matematika tingkat Propinsi,” katanya dengan bangga.
Untuk memacu semangat
belajar siswa, Rikno memiliki trik khusus yaitu membelikan siswa perlengkapan
ujian, seperti Pensil 2 B penghapus dan sebagainya, tapi syaratnya nilai ujian
harus bagus, “Ya saya sendiri yang datang ke sekolah-sekolah untuk memompa
semangat siswa agar bisa mendapat nilai bagus,” jelasnya.
Persoalan yang dihadapi
UPT Kalisat tidak hanya kurangnya jumlah pendidik, tapi juga mengenai
operasional kantor, saat ini kantor UPT sudah tidak mendapat dana operasional,
seperti perbaikan gedung atau yang lain, sehingga dirinya harus benar-benar
bisa mengatur se efisien mungkin biaya operasional.
“Kegiatan di Kalisat ini
sangat banyak, bahkan tiap tahun selalu mendapat antusias warga, bahkan setiap
Sabtu Manis semua guru Agama berkumpul untuk melakukan acara Hataman Al Quran,
dan ini sudah menjadi agenda rutin kami,” ujarnya. (ali/eros)