Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Mahasiswa Universitas Jember (Unej), berhasil
kembangkan produk turunan (diversifikasi) jeruk. Sedikitnya ada 9 macam produk yang
dihasilkannya, muladi dari kulit hingga buahnya.
Selain karya mahasiswa, juga ada beberapa produk kerajinan dan
industri rumah tangga warga, binaan mahasiswa. Pengembangan produk tersebut
merupakan bentuk pengabdian masyarakat, sejumlah mahasiswa yang sedang menempuh
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Umbulsari.
Untuk mengenalkan ke
masyarakat, mahasiswa membuat pameran produk diversifikasi itu di halaman
kantor kecamatan setempat. “Jumlah
produk yang dipamerkan ada sekitar 20 item”, Demikian kata koordinator
mahasiswa, Mohamad Rizky, Minggu siang (28/8).
Menurut Rizki, sembilan
item karya mahasiswa, berupa makanan, minuman dan sabun. Sembilan item
diversifikasi produk jeruk yang dimaksud adalah sabun, sirup, keripik, roti
kukus, dodol, dadar gulung, agar-agar, yogurt dan ladrang. “Khusus untuk
sabun terbuat dari kulit jeruk,” jelasnya.
Kegiatan ini menurut Dosen
Pendamping Lapangan (DPL), Nian Riawati, implementasi pengabdian. “Ada
empat pilar yang harus dilakukan mahasiswa KKN, yakni pengabdian terhadap
pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan ekonomi kreatif. Dan kreasi produk
ini merupakan salah satu implemantasinya,” papar dia.
Menurutnya, mahasiswa
memilih jeruk sebagai bahan diversifikasi produk karena memang ketersediaannya
cukup melimpah. Sehingga diharapkan produk turunan tersebut mampu memberi nilai
ekonomi tambahan yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat setempat.
“Kami juga akan melakukan
pendampingan bagi masyarakat yang akan mengembangkan produk turunan tersebut,
bahkan hingga mendapat legalitasnya seperti izin PIRT (Pangan Industri Rumah
Tangga) dari pemerintah daerah,” jelas Nia, sapaannya.
Untuk itu, pihaknya
berencana membangun kerjasama dengan pemkab Jember agar masyarakat yang
mengembangkan produk itu terfasilitasi dengan baik. Apalagi saat ini Pemkab
Jember gencar-gencarnya mengembangkan produk lokal.
Sementara, Camat Umbulsari
Purwo Adi mengatakan, 10 desa di wilayahnya, merupakan daerah penghasil jeruk.
Namun yang terbesar di Desa Sukoreno dan Gunung Sari. “Dari dua desa itu
saja luasan lahan jeruk ada sekitar 100 hektar. Namun selama ini, petani hanya
menjual buahnya saja,” ujarnya.
Dia mengpesiasi gagasan
mahasiswa yang mengembangkan potensi di daerahnya. Meski untuk mewujudkan itu
secara massif masih terkendela teknologi pengolahan pangan. “Nanti akan saya sampaikan ke Disperindag.
Karena selain teknologi, masyarakat juga perlu dampingan untuk pemasarannya,”
katanya. (ruz)