Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Jember Fashion Carnaval (JFC) ke 15 tahun
2016 yang digelar Rabu hingga Minggu (24-28/8), menghipnotis ratusan ribu penonton baik wisatawan lokal, regional maupun mancanegara.
Mereka yang datang di Kota
carnaval terbesar di Asia ini, tidak hanya berasal dari warga Jember saja namun
juga dari kabupaten/kota sekitar seperti Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang,
Probolonggo, Pasuruan, Malang, Madura, Surabaya, Jakarta, Luar Jawa bahkan
turis Asing dari beberapa Negara.
Pelopor karnaval modern
Indonesia sekaligus best carnaval Indonesia tahun ini mengusung tema besar R E
V I V A L (Kebangkitan Bangsa Indonesia diberbagai bidang) berisi 10 tema gerakan moral antara lain
Garuda, Refugees, Olympic, Hortus, Chandelier, Woods, Ocean, Technocyber,
Paradisaea dan Barong.
Sepuluh tema diatas ditampilkan
selama 4 hari berturut-turut, diikuti ribuan defile mulai dari peserta Kid
Carnival, Art Wear Carnival dan Grand Carnival. Kids Carnival dimulai pada hari Kamis tanggal
25 Agustus 2016 Diperagakan oleh anak-anak.
Artwear Carnival Jumat, 26
Agustus 2016, Special performing art Fall
Winter diperagakan model. Sementara Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI)
Sabtu. 27 Agustus 2016. Special performing art keindahan budaya Nasional
Indonesia diperagakan oleh perwakilan propinsi di Indonesia
Grand Carnival hari
Minggu, 28 Agustus 2016. JFC-15 Revival Show Time merupakan acara puncak JFC International.
Street Fashion dengan catwalk terpanjang sedunia yaitu 3.6 km, dimulai dari Jl.
Sudarman (start), Jl. Sultan Agung, Jl. Gajah Mada , Gedung Serbaguna (finish)
Kegiatan ini semakin heboh
ketika tiba-tiba muncul Menteri
Kelauatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Bupati Jember dr.Hj.Faida, MMR dan
Presiden JFC Dyinand Fariz. Ratusan ribu penonton berteriak histeris kemunculan tiga orang hebat ini. “Ibu
Susi..... ibu susi.... ibu susi....” Teriak penonton gemuruh.
Bukan hanya Menteri Susi
yang tampak hadir dalam kegiatan JFC ini, Tampak juga hadir Puteri Indonesia
2016 Kezia Warouw & Miss Indonesia 2016 Natasha Manuella serta Kepala Daerah
se Jawa Timur serta sejumlah undangan kehormatan penting lainnya.
Serukan Moral Jember Fashion Carnaval
JFC kali ini, disamping serukan
cinta Tana Air, juga kampanyekan lingkungan, pembakaran hutan dan satwa. Gerakan
moral cinta Tanah air, dieksplorasi dengan defile Garuda, ratusan peserta tampak
memakai kostum ala garuda, yang melambangkan kebesaran, kekuatan bangsa Indonesia,
dimaksudkan agar warga negara Indonesia memiliki rasa nasionalisme dan
patriotisme yang berpegang teguh pada Pancasila.
Sementara penyelamatan
lingkungan di defile Woods dan Paradisaea. Melalui defile Woods, peserta JFC berkampanye
penyelamatan hutan. Peserta memakai kostum menyerupai tumbuhan, pohon, juga
bunga endemik yang tumbuh di Taman Nasional Meru Betiri. Mereka juga membawa
poster bertuliskan "save our forest". Sedangkan di defile Paradisaea,
peserta mengajak masyarakat dunia menjaga ekosistem burung Cenderawasih
(paradisaea).
Seruah moral pada Atlit
Olahraga yang akan berlaga di Asian Games yang akan dilangsungkan di Indonesia,
dilambangkan ratusan defile olahraga yang dipertandingkan dan bendera peserta
asian games, serta difele kecanggihan teknologi yang dicaptakan putra terbaik
Indonesia tidak kalah dengan negara lain serta seruan moral tentang Keterbukaan Informasuk Publik, atau Transparansi Indonesia.
Menurut Bupati Jember, dr
Faida, MMR, bahwa JFC yang hadir dari Jember untuk Indonesia dan dari Indonesia
untuk dunia ini, digagas dan dicetuskan oleh anak bangsa terbaik asli putra Jember.
“Munculnya mahakarya terbaik dunia ini menunjukkan bahwa Jember memberikan
ruang seluas-luasnya bagi mereka, sehingga kota kecil ini menjadi pusat karya
kreatif dunia,” katanya.
Potensi tersebut harus
tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Para pelajar tidak hanya jadi talent, namun
juga sebagai perancang busana yang akan ditampilkan. “Kreatifitas anak muda harus
terus dikembangkan. Sehingga potensi mereka dapat disalurkan dengan baik,”
ujranya.
Bupati perempuan pertama ini
berharap ke depan JFC memberikan ruang potensi local. “Ke depan perlu ada
penyelarasan potensi local Jember di bidang seni dan budaya, sehingga Jember yang
kaya akan potensi lokal, seni dan budaya ini dapat diketahui oleh dunia,”
imbuhnya.
Karnaval terbesar ketiga dunia
ini mampu menggerakkan perekonomian, mulai dari pedagang Asongan, Kaki lima, ekonomi
kreatif, Seni, Budaya, hunian hotel, wisata dan jasa. “Produk local, buah
tangan atau pusat cinderamata dan oleh-oleh khas Jember juga diserbu pengunjung,”
Pungkasnya. (midd/eros)