Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memberikan
pengetahuan pembuatan pupuk organik cair
hayati, kepada para petani khususnya yang berada di Desa Suci kabupaten
jember.
Acara tersebut diakhiri dengan
pemberian cindra mata pupuk organik cair hayati oleh LIPI secara simbolis oleh
LIPI kepada Anggota DPRD Jember dan Dinas Pertanian, cindra mata pupuk oleh Mat
Nasir Anggota DPR RI Komisi VII kepada petani, dan cindra mata alat dari LIPI
kepada Kepala Desa Suci. (jok/midd)
Penggunaan pupuk berbahan kimia yang terus-menerus
akan berdampak negatif, dan merusak ekosistem.
Namun petani selama ini terbius dengan pupuk tersebut. Demikian disampaikan
Kepala Desa Suci, Nur Salim Jumat (9/9) disela-sela kesibukannya menyambut rombongan
LIPI dari Jakarta.
Kehairan LIPI akan memberikan pengetahuannya
pembuatan pupuk organik cair hayati serta manfaatnya dan pengolahan mie non
gandum serta minuman cair dari gandum. “tentunya sangat berguna sekali, karena
bisa memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada petani,” katanya.
Pertemuan di kemas dalam bentuk Desiminasi
Hasil-Hasil Penelitian LIPI dengan Tema Optimalisasi Iptek untuk pengembangan
potensi Daerah. “Ini sangat luar biasa sekali, disamping mendapat ilmu
pengetahuan, mereka juga akan mendapatkan pelatihan langsung dari ahlinya,”
ujarnya.
Hadir dalam kegiatn tersebut, disamping anggota komisi VII DPR RI Mat Nasir, Kepala
Pusat Penelitihan Ilmu Kimia, Doktor Eng Agus Haryono, M Eng, B Eng, dr Sarjiya
Antonius, Ahli Pupuk Organik Hayati penyelamat petani, Raden Cecep Erwan
Ardiansyah ST, Msi, Ahli Olahan pangan pembuatan Mie non gandum.
Tampak hadir juga anggota DPRD Jember dari
Komisi C Anang Hermanto, Komisi D Muhamad Natsir, Universitas Jember (Unej),
Universitas Politeknik (Poltek) Jember, Universitas Muhamadiyah Jember,
Perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Jember, Muspika Kecamatan Panti, Kepala
Desa Suci Serta masyarakat petani Desa Suci.
Camat Panti Yahya, merasa bangga atas
kehadirannya, guna memberikan ilmu pengetahuannya kepada masyarakat petani. “ Ini
merupakan kebanggaan tersendiri, karena bisa bertatap muka langsung dengan
pakar kimia, pakar pupuk dan pakar pembuatan makanan dan minuman,” tutur Yahya.
Sementara Dosen Fakultas Teknologi
Pertanian Unversitas Jember (Unej) Herlina sangat menyampaikan bahwa dirinya
sangat mendukung terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah
(Iptekda), khususnya dibidang produksi pertanian, kerajinan, makanan, minuman
dan lain-lain.
“Seperti yang telah kami jalankan saat
ini, yaitu memproduksi kripik pisang yang pangsa pasarnya sangat lebar, dan
kami telah berhasil mengirimkan produksi kripik pisang kesejumlah daerah berkat
kecanggihan Iptek,” katanya.
Disamping itu produksi kerajinan yang
berada di Desa Balung telah merambah luar negeri hingga Eropa. Ini semua berkat
Iptek yang difungsikan secara baik dan benar. “ IPTEK adalah ilmu pengetahuan
dan teknologi yang luas, atau informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan
ataupun wawasan seseorang dibidang pengetahuan teknologi,” tambahnya.
Herlina berharap dengan kehadiran LIPI
ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Jember bisa memberikan ilmu pengetauan
yang lebih luas serta memberikan bimbingan yang baik dan benar. “ Agar hasil
produksi para petani dan olahan lainnya bisa meningkat,” pungkas Herlina.
Kedatangan Lipi menurut Mat Nasir Komisi
VII DPR RI, untuk membagikan ilmu pengetahuannya dalam pembuatan pupuk organik
cair hayati serta pembuatan mie non gandum di Kabupaten Jember. “Ini merupakan
langkah terobosan yang harus ditingkatkan untuk menunjang ekonomi masyarakat”.
Katanya
Kami memaklumi selama ini bantuan Anggaran
dari Pemerintah Pusat kepada LIPI sangat minim sekali sekitar dua ratus juta
pertahun. Hal ini membuat LIPI tidak bisa maximal. Kami dari komisi VII akan
terus memperjuangkan agar Anggaran LIPI bisa ditingkatkan,’’ ujar Mat Nasir.
Sementara menurut dr Sarjiya Antonius, sudah
waktunya para petani merubah pola pikir dalam menanam tanaman dengan
menggunakan pupuk organik cair hayati. Disamping tidak merusak ekosistem yang
ada, pupuk organik cair hayati bisa meningkatkan penghasilan para petani itu
sendiri.
Kami akan mengajarkan tata cara pembuatan
pupuk organik yang benar dan bermutu baik. Ini merupakan langkah bijak yang
harus didukung oleh Pemerintah ataupun swasta. Dengan menggunakan pupuk organik
cair hayati diharapkan pendapatan petani bisa meningkat dan efek negatif bagi
penggunanya,’’ pungkas Agus.
Ditempat yang sama, Suhendra Humas LIPI
juga menyampaikan,’’ Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM) harus melalui ilmu
pengetahuan, tanpa berdasar ilmu pengetahuan, maka semuanya akan sia-sia. Dalam
hal ini LIPI akan memberikan ilmu tata cara pembuatan pupuk organik cair hayati
dan cara pembuatan mie non gandum yang akan dipandu oleh ahlinya, kepada para
petani Jember.
Dengan pengetahuan yang kami dapat
diharapkan bisa memberikan harapan baru kepada para petani untuk bisa
meningkatkan hasil panen sesuai dengan yang diinginkan. Dan apa yang kami
berikan bisa bermanfaat dan berguna bagi masyarakat luas,’’ Kata Suhendra.