
Kedatangan
warga dari dusun Baban, Barat, imur,
Atas dan Baban Batu Ampar, menurut Satromo alias pak Makin, guna mendesak PLN agar
melakukan penyambungan listrik pada rumah warga yang lunas dan kWh meternya sudah
terpasang, termsuk warga yang sudah memenuhi pesyaratan sebagai calon pelanggan
listrik baru.
Hal
senada disampaikan Pak Satromo. Menurutnya, ada sebanyak 30 KK yang memiliki Surat
Layak Oprasi (SLO), namun sejak pendaftaran sarling di Kantor Desa Mulyorejo
lebih setahun lalu, hingga kini belum juga dialiri listrik, “untuk melunasi
pembayaran itu, kami sampai menjual ternaknya hingga cari pinjaman”, Timpal H.
Sholeh.
“Kenapa
kalau warga yang mampu dengan membayar harga sebesar 4 juta, tidak menunggu waktu
yang tidak terlalu lama sudah bisa menyala, namun bagi yang mendaftar di Desa
melalui Pemasaran Keliling (Sarling),
sudah satu tahun masih belum menyala.” Keluh H Sholeh.
Menanggapi
protes lambannya penyambungan listrik, hingga setahun lebih tersebut, pihak PLN
enggan berkomentar banyak, meski sebelumnya Selasa (11/10), pernah diakui Humas
PLN Area Jember, Ade Dewanto, bahwa dari
77 peserta Lisdes, tinggal 13 pelanggan yang belum dinyalakan, dengan alasan
belum ber SLO.
Namun
Anehnya, data berbeda disampaikan Asisten Manajer (Asmen) Teknik PPILN Jember,
Amin Tohari. Setelah diadakan pengecekan, ada 7 nama dari 13 pelanggan yang
disebutkan PLN Jember belum bersertifikat ternyata telah tersertifikasi SLO.
Selebihnya yang 6 nama lain mungkin ada pada Konsuil.
Saat
itu pihak PLN hanya bisa menyampaikan bahwa, pelanggan yang memenuhi syarat, maka
listrtiknya akan segera dinyalahkan. “Kalau sudah memenuhi syarat standart
pemasangan baru, sepertu sudah bayar pasang baru, Instalasi dan ber SLO, pasti akan
segera diselesaikan.” Kata Asmen Pelayanan dan Administrasi PLN Area Jember, Irfan.
Diberitakan
sebelumnya bahwa, puluhan warga desa Mulyorejo kurang mampu yang ikut program pemerintah
Listrik Masuk Desa (Lisdes), yang mendaftar melalui Pemasyaran Keliling
(Sarling) di kantor desa Mulyirejo pada tahun 2015 mengaku sudah melunasi
seluruh persyaratan administrasi yang ditetapkan PLN Jember.
Untuk
450 watt mereka membayar sebesar Rp. 1.350.000, sedangkan yang 900 watt sebesar
Rp. 1.850. 000. Termasuk mereka mengaku juga sudah melunasi seluruh Biaya
Pemasangan (BP), untuk 450 Watt Rp. 421.000 Plus SLO Rp. 60.000. menjadi Rp.
681.000, sedangkan untuk biaya 900 watt sebesar; Rp. 868.000 plus SL0 sebesar
Rp. 926.000.
Mereka
juga sudah beberapa kali protes, bahkan dirinya mengaku juga pernah aksi hingga
menginap di kantor PLN, bahkan menurut warga yang tinggal di dusun Baban Barat
desa Mulyorejo ini, ada dua pelanggan yang sudah dipasang oleh PLN, karena
ketahuan tidak membayar 4 juta kemudian diputus kembali.
Protes
sebelumnya pernah dilakuakan akhir bulan
Juni 2015, mereka yang datangi Kantor PLN UPJ Kalisat dan PLN Area
Jember. Mereka meminta pihak PLN mensosialisasikan pemasangan baru listrik
murah, lantaran pemasangan listrik untuk warga terpencil ini sangat mahal, hingga
mencapai 4 juta rupiah.
Bahkan
Jumat, 4 September 2016 Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Hariadi
mempertanyakan lambannya pemasangan listrik ini, bahkan Anggota DPR RI Fraksi
Gerindra asal Daerah Pemilihan (Dapil) IV (Jember-Lumajang) ini mencurigai ada
permainan dibalik mahalnya program Lisdes dari Pemerintah ini,