
“Para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) harus menyadari cepatnya
kemajuan teknologi itu”. Demikian kata Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timru,
Syaifullah Yusuf saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Ikatan
Alumni Annuqayah (IAA) di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Jember, Minggu (19/2).
Pengguna internet di Indonesia berada pada urutan kelima di dunia.
Untuk itu keberadaan teknologi harus dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya, “Penggunaan
teknologi yang salah juga akan menimbulkan konflik berkepanjangan antar ummat”.
Kemajuan
zaman harus ditindaklanjuti oleh santri terutama pada bidang tertentu seperti
IT. Jika santri memahami kemajuan teknologi akan memberi warna terhadap proses
pembangunan. Oleh sebab itu, santri harus melek teknologi agar informasi dan
ilmu yang dimiliki bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Dihadapan
santri dan alumni IAA, Gus Ipul menjelaskan bahwa saat ini santri harus mampu
membantu pemerintah dalam menghadapi permasalahan bangsa. Salah satu
permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini adalah kesenjangan sosial dan
peningkatan daya saing terhadap sumber daya manusia.
Untuk meningkatan daya saing santri harus meningkatkan diri
ditambah dengan keterampilan. “Pemprov Jatim berkomitmen untuk itu. Caranya
dengan memaksimalkan peran SMK Mini yang terstandarisasi dan didalamnya terdiri
dari banyak keterampilan unggulan,” imbuhnya.
Sementara Bupati Jember dr. Faidah menuturkan, bahwa ke depan
peran pondok tidak lagi menjadi pusat di menimbanya ilmu dan agama semata. Akan
tetapi, pondok saat ini harus menjadi pusat kebangkitan ilmu, kebangkitan
sosial dan pusat kebangkitan ekonomi.