Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Dua oknum wartawan berinisial JO dan NUG asal
Lumajang yang mengaku dari Media Metro News, Senin (20/3) meminta uang
dengan cara menekan sejumlah sekolah agar memasang profil di Medianya.
Modus operandinya bahwa dirinya dapat Perintah
Bupati Jember, biaya yang dipatok kisaran 1,5 - 3 juta rupiah. Alhasil mereka
bisa mengelabui Pihak sekolah, seperti halnya yang terjadi pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) 1 Jember, salah-satu sekolah Favorit di Jember ini membayar
1,5 juta.
"Kalau ke sekolah kawan saya, ia mengakunya
atas perintah Bupati, tapi kalau di sekolah saya, hanya bilang kalau korannya
dibaca bupati," Ujar Kepala Sekolah
SMA 1 Jember Dora Indriana saat di konfirmasi sejumlah media di
Kantornya Senen (20/3/2017).
Dari informasi yang di himpun media ini, yang
didatangi pelaku tidak hanya sekolah di kota, namun beberapa sekolah di
pinggiran juga tak luput dari sasaran
mereka. Terkuaknya modus ini setelah profil atau advertorial yang
dijanjikan tidak kunjung terbit.
Sebenarnya dirinya mengaku bahwa pernah diingatkan
kawannya dari sekolah dari Ambulu. "Sebenarnya saya sudah diingatkan oleh
teman saya dari SMA Ambulu, kalau dua oknum wartawan itu datang, saya suruh
menghubunginya, tapi waktu itu lupa tidak saya telepon barusan," ujar
Dora.
Pimpinan Perusahaan Metronews Adi Wijaya
saat diklarifikasi melalui telefon selularnya terkait ulah oknum yang
mengatasnamakan medianya mengatakan ia sudah bukan wartawannya, Oknum bernama
JO sudah dikeluarkan dua bulan yang lalu.
Sedangkan sekarang menurutnya wartawannya bukan
dia lagi tapi sudah diganti beru-baru ini, yaitu bernama Roziq. " kalau
Jonatan sudah saya keluarkan dua bulan lalu, Wartawan saya yang di Jember sekarang
namanya Rozik dia memang masih baru," Jelasnya.
Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (Aji)
Kota Jember, menyayangkan kejadian itu, menurutnya perbuatannya sudah mencoreng
nama baik Jurnalis dan media. “Kalau seperti perbuatannya berarti Itu bukan seorang
Jurnalis, tugas Jurnalis adalah menulis”. Katanya.
Untuk itu Mahrus menghimbau masyarakat selektif,
“Tanyakan kelengkapan identitasnya seperti ID Card dan medianya. Kalau terlihat
gelagat mencurigakan, apalagi ada indikasi unsur pemerasan segera hubungi redaksinya,
jika perlu ke aparat terdekat” Pungkasnya.
Hal senada disampaikan ketua Forum
Wartawan Lintas Media (FWLM) Jember, Ihya Ulumiddin, Wartawan Koran Harian Memo
X yang biasa disapa Udik ini, sangat menyayangkan perbuatan tersebut. “Kita mengutuk
perbuatan itu, seorang jurnalis seharusnya menjadi contoh yang baik, bukan
sebaliknya” Jelasnya. (Yond)