Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), meminta
seluruh elemen bangsa waspadai gerakan faham radikalisme yang sudah mengincar dunia
Pendidikan sebagai targetnya.
Saat ini organisasi Islam
radikal ini sudah masuk dunia pendidikan mulai dari Paud hingga perguruan
tinggi, dan sejumlah mahasiswa serta dosen, bahkan di salah-satu mahasiswa perguruan
tinggi di Jember sudah ada yang terindikasi menjadi anggota organisasi
terlarang tersebut.
Demikian disampaikan
Direktur Pencegahan Deputi 2, Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT),
Brigjenpol Hamli, dalam acara sosialisasi “Ancaman terorisme dan pencegahannya”,
yang diselenggarakan oleh Polres Jember, Kamis (6/Juli) sore.
Tampak hadir Bupati Jember
dr Faida dan Dandim 0824/Jember Letkol Ini Rudianto, Forkopimda, pejabat Polri,
Pemkab dan Muspika, Rektor Universitas di Jember, Organisasi Keagamaan, NU dan
Muhamddiyah, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Mahasiswa, dan pimpinan Pondok
Pesantren, serta Pimpinan Parpol
Wilayah tapal kuda (kabupaten
Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang) hingga pulau Madura
merupakan salah satu target memperluas jaringannya. Karakter masyarakatnya yang
kuat dalam memegang teguh keyakinan dianggap sebagai sebuah tantangan sekaligus
potensi untuk merekrut anggota.
Untuk itu, Hamli mengajak
semua pihak termasuk Rektor, Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat dan para kiai agar
lebih waspada terhadap ajaran orang-orang yang menunjukkan ciri-ciri radikal
agar ancaman terorisme tidak terus terjadi di negeri ini.
Sementara Kapolres Jember Kusworo
Wibowo, SH, SIK, MH berharap, yang kontra radikalisme itu jangan sampai terkena
paham radikal, itu yang kita lakukan yang sifatnya pencegahan. "Makanya
kita undang seluruh pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Jember, Rektor-rektornya
dan alhamdulillah hadir semua" ujarnya.
Ini mengantisipasi jangan
sampai kampus-kampusnya dan mahasiswanya, dosennya ataupun ruangannya serta
fasilitas gedung kampus digunakan untuk kelompok-kelompok radikal. "Begitupun
dengan Dinas Pendidikan dan Pondok pesantren jangan sampai disusupi, oleh
paham-paham radikal" ungkapnya.
Acara diahkiri dengan
penandatanganan dan pernyataan Sikap oleh Forpimda Kabupaten Jember, Bupati, Dodim,
Kapolres, Kajari, dan Wakil Ketua DPRD Jember, Ormas Kepemudaan di lanjutkan
pernyataan dari Kelompok Ormas Islam dan Rektor Perguruan Tinggi di Jember.
(edw)