
Sehingga
warga menuggu
aliran air PDAM satu minggu sekali, akibatnya warga, terpaksa harus mengkonsumsi air sungai. “Sudah
beberapa minggu terakhir ini
warga terpaksa mencari air dari aliran sungai”, Keluh Riyani, salah-satu warga, Desa Bantal, kecamatan Asembagus, Minggu
(23/7).
Riyani mengaku, setiap
hari bersama anaknya harus berjalan kaki membawa ember dan dirigen menyusuri hutan dan perkampungan untuk mendapatkan
air besih di Sungai, dengan jarak 3 kilo Meter dari rumahnya.“Capek sih capek mas, apa
lagi kalau pagi dan sore, tapi bagaimana lagi” tuturnya.
Untuk kebutuhan memasak, cuci dan mandi, sebagian warga juga ada yang memanfaatkan resapan air sungai, dengan menggali lobang berdiameter 30 Cm dengan kedalaman 15 cm, menurut informasi yang dihimpun
media ini, untuk
mendapatkan satu ember penuh saja harus menunggu
berjam- jam lamanya.