Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Agar kedepan tidak tumbuh kembang di Jember Jatim, Kapolres Jember AKBP. Kusworo
Wibowo, SH, SIK, MH mengajak semua elemen masyarakat tangkal Radikalisme.
Islam yang ada di Indonesia bukan yang ada di Arab,
Islam yang ada di Indonesia adalah Islam yang Rahmatan Lil Alamin, inilah yang
harus kita dengungkan. "Islam itu yang datang bukan menimbulkan
kebencian tetapi Islam yang sebenarnya Islam yang penuh dengan kedamaian" Pungkasnya.
(Edw/Gik)
Pencegahan
paham Radikal atau teroris itu bisa dilakukannya dengan kontra radikal dengan
radikalisasi, kalau di radikalisasi adanya program di pihak aparat bagaimana menurunkan
radikal yang ada pada seseorang, tapi untuk kontra radikal ini aparat perlu
kerjasama dari seluruh komponen warga masyarakat.
Pernyataan
ini dilontarkan Kapolres Jember, AKBP. Kusworo Wibowo, SH, SIK, MH usai melakukan kegiatan Konferensi
Tokoh Warga melawan Radikalisme dan Terorisme di Aula IAIN Jember bersama Tokoh
Agama dan Tokoh Masyarakat, (15/10)
Minggu.
"Kontra
radikalisme adalah bagaimana warga masyarakat tidak terkena paham radikal,
dengan penyebaran ajaran-ajaran yang ahli sunnah wal jamaah, kita tidak
terkontaminasi oleh kelompok yang suka
membit'ah-bit'ah dan mengkafir kan kelompok lain," Jelasnya.
Acara
ini bagus, tindak lanjut sosialisasi Polres Jember dangan BNPT Brigjen Hamli. "Beberapa
tokoh agama, Kiai dan Guru agama bahkan takmir masjid, Mushollah berkumpul
mengacarakan tema ini. Jadi ini tindak lanjut yang sudah kami laksanakan pada
saat di New Sari Utama bulan April Lalu" ucapnya.
Sinyalemen
yang ada di Jember kelompok-kelompok keras baru kita tahu setahun terakhir ini.
"Nah ini pemahaman-pemahaman bagaimana kita bisa menangkal paham radikal
yang masuk kedalam Jember itu perlu kerjasama dari semua pihak termasuk element
masyarakat" Terang Kusworo.
Didunia
pendidikanpun kita juga ada kegiatan semacam ini, dan kita mengundang semua
rektor, dan beliau juga melakukan aksi-aksi dan terus berkoordinasi dengan
kita. "Saya berharap kedepan tidak adanya kelompok radikal yang tumbuh
kembang di Jember, termasuk di seluruh indonesia" harapnya.
Sementara
IAIN Jember Prof. Babun Rektor mengungkapkan, persoalan ini tanggung jawab bersama
bukan hanya kampus, Presiden Jokowi, pernah mengumpulkan 4 ribu pimpinan
perguruan tinggi di Bali, Bagaimana Indonesia ini aman, bagaimana NKRI itu
betul-betul bisa kita nikmati sampai kapanpun.
"Oleh
karenanya setiap ada gerakan maupun paham
ataupun aliran yang ingin mencoba untuk merubah paham yang sudah ada, saya kira
Pancasila sebagai dasar negara, wajib hukumnya anak bangsa Indonesia memerangi
radikalisme itu." ungkapnya.
Tetapi
kita sebagai pimpinan agar supaya hati-hati dengan adanya aliran paham yang
justru akan memecah belah bangsa kita. "Saya kira paham aliran di
Kabupaten Jember itu ada, tetapi kita sebagai bagian dari pada anak bangsa kita
harus selalu mewaspadai gerakan-gerakan itu"tutur Babun.