Awal mengikuti kompetisi kopi pertengahan 2017 dengan tekad
ingin terus belajar. Dibantu dan sharing dengan
teman-teman serta orang tua yang sudah dahulu terjun didunia kopi “Tidak
disangka-sangka keluar sebagai juara”, demikian disampaikan Wahyu Rabo
(1/11/2017)
Pertama mengikuti
kompetisi dan menjadi Juara satu diajang
kompetisi Brewing dan Blending dalam Festifal Kopi Nusantara 2 Bondowoso.
“Saya terus melatih kemampuan menyeduh kopi berkonsep
manual brewing dan menambah wawasan dengan mengujungi beberapa perkebunan di
daerah Jawa Timur,” ujarnya.
Kompetisi kedua Wahyu mengikuti acara perlombaan yang sama yaitu menyeduh manual Brewing di acara Festival Kopi Malang 2 yang diadakan di Gedung Krida Budaya akhir bulan September lalu.
“Sayang mas, saya hanya sampai nominasi sebagai finalis,” katanya.
Pada awal Oktober lalu Wahyu dapat
informasi pemilihan Duta Kopi Indonesia 2017 di media sosial dan dari teman. Ajang
ini kerjasama Kementrian Koperasi dan UKM serta
lembaga SCAI (Speacialty Coffee Association of
Indonesia) dan ICL (Indonesia Coffee Lovers) serta dukungan dari Kementrian Pertanian,
Pariwisata dan Kebudayan, Perindustrian
dan Perdagangan.
Pemilihan duta kopi dibawah
bimbingan ADI (Asosiasi Duta Indonesia) dan baru diselengarakan kedua kalinya
bersamaan dengan Rembug Kopi Nusantara 2017 di SMESCO Exhibition Hall Jakarta
Selatan. Wahyu coba daftar dengan mengirim
CV serta karya tulis mengenai upaya promosi kopi Indonesia ke dunia Internasional.
Tak disangka masuk Semifinalis Duta Kopi Indonesia 2017. “Setelah
dinyatakan lolos saya di undang ke Jakarta untuk mulai melakukan pembinaan dan
pembekalan materi mengenai wawasan dalam dunia kopi hingga pembentukan karakter
dan sifat kepemimpinan,” jelas mahasiswa Fakultas Pertanian Unej ini.
Wahyu terpilih bersama dengan 16 orang teman-teman lainya dari berbagai daerah dan berbagai usia. Mulai usia 20 tahun hingga 40 tahun dan rata-rata orang-orang
yang terpilih sudah mendalami kopi dan terjun di industri kopi sudah dari lama.
Hari terakhir Grand Final Pemilihan Duta Kopi Indonesia 2017
dilakukan layaknya pemilihan duta-duta maupun miss-miss yang lain. Diadakan di panggung terbuka dan dilihat oleh
orang-orang yang sudah paham akan industri kopi dan dinilai langsung oleh juri-juri
yang sudah berpengalaman
Wahyu bersama 16 semifinalis lainnya mempresentasikan mengenai proyeksi kopi kedepan serta
upaya promosi kopi Indonesia secara luas. “Selain presentasi juga terdapat sesi tanya jawab
seputar kopi dan wawaan lain yang tidak jauh dari dunia perkopian,” ucapnya.
Tidak disangka Wahyu dinobatkan sebagai Juara Duta Kopi Indonesia 2017
bersama dengan 2 pemenang lain yang berasal dari Palembang dan dari Gayo Aceh. “Saya sendiri kurang lebih 5 bulan terakhir ini
tergabung dengan komunitas Jember Kofiesta besutan dari bapak Istjiono pemilik
dari Rumah Kafe Jember
Visi misi kami kedepan
bagaimana caranya kopi Jember terutama dapat dikenal masyarakat bahwa Jember
juga memiliki potensi yang luar biasa, “Kita sendiri memiliki 4 origin fine
robusta dan 2 origin specialty arabika, namun selama ini masih belum terekspos
dengan baik oleh masyarakat,” papar Wahyu.