
Pasalnya
kebutuhan telur ayam di
Situbondo masih cukup tinggi. Menurut, Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Situbondo Sentot, tingginya kebutuhan telur, sebenarnya bisa ditangkap
para peternak. Sayangnya, sejauh ini produksi telur tak mampu memenuhi
kebutuhan pasar lokal.
“Pedagang
Situbondo banyak di suplay produsen telur dari luar daerah yakni dari Kabupaten
Blitar dan Kediri nah, sebenarnya besarnya
kebutuhan pasar lokal yang cukup tinggi ini, menjadi peluang bagi peternak lokal untuk mengembangkan
usaha ayam telur buras, “ pungkasnya,Senin (15/01).
Tim Pengandali
Inflasi Daerah sudah melakukan pertemuan lintas Kabupaten. Salah satu
kesepakatannya yaitu akan saling memenuhi kebutuhan sembako di daerah
masing-masing untuk menekan inflasi.
Lebih jauh
Sentot menyatakan, selain telur ayam buras, beberapa kebutuhan pokok lainnya di
Situbondo juga masih mengandalkan suplay luar kota, seperti kedelai dan ketan.
“Untuk kedelai,
sudah ada rencana , tinggal memotivasi
para petani agar mau menanam. Sedangkan untuk tanaman ketan, tidak semua lahan
pertanian bisa menanam, karena sangat rawan serangan hama wereng, selama ini
pemenuhan ketan juga disuplay dari luar kota seperti dari Banyuwangi dan Lumajang,”ujarnya.