Situbondo, MAJALAH-GEMPUR. Com. Mbainem, seorang nenek 85 tahun, puluhan tahun tinggal seorang diri di
gubuk reyot di kampung
DAM, rt 02/rw 01 Desa
Sumberkolak, kecamatan Panarukan, Situbondo.
Menurut
Titis, bahwa warga sekitar tidak ada yang tahu asal-usul nenek yang tinggal digubuk berukuran
2 meter persegi, warga hanya tahu kalau MbaInem adalah seorang pendatang yang tinggal di
lingkungannya, Namun, lantaran usianya yang
sudah renta dan pikun, Mbainem kerap kali tak menjawab ketika di ajak komunikasi.
Berjalannya
waktu kini usianya yang sudah mengikis kondisi fisiknya Mbainem mengalami kelumpuhan sejak 4 tahun
yang lalu. "Warga tidak ada yang tahu dari mana asal -usul Mbainem,
dan belum pernah menanyakan langsung dari mana asalnya mbainem," katanya Jumat, (05/01).
Informasi yang
dihimpun dari beberapa warga, aktivitas
sehari-hari nenek sewaktu sehatnya hanyalah duduk-duduk di dalam gubuk.
Sesekali dengan tubuhnya ang kurus , ia keluar berjalan-jalan ke warga yang tak
jauh dari gubuknya. Namun semenjak lumpuh, Mbinem memaksa berjalan ngesot .
Gubuk yang
ditempati terbuat dari gedek itu memprihatinkan. Selain
sempit, juga lapuk. Jika hujan, air masuk hingga
membasahi nenek yang berteduh. “Untuk
kebutuhan makan dan minum sehari-hari dicukupi para tetangga yang peduli. Tapi,
kelihatannya dia sudah jarang mandi semenjak lumpuh,” ujar Titis,
Ketua DharmawIta
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo (BPBD), Ibu Taufik Hidayat bersama sukarelawan kemanusiaan lainnya Jumat
Pagi, (05/01), turut melihat secara langsung betapa susahnya Mbainem yang hanya terbaring lumpuh digubuk yang tidak
layak huni ini.
“Bagi saya ini adalah panggilan hati mas, oleh
karenanya, Kami datang melihat kondisi Mbainem yang hanya bisa terbaring
didalam gubuk yang amat mengenaskan dan tidak manusiawi Kami bersama pegiat -pegiat
sosial dan sukarelawan peduli dan ingin membantu memoerbaiki gubuk Mbainem agar lebih layak ditempati,”
jelasnya.
Menurutnya, dirinya
sudah mempunyai solusi atas masalah itu ialah segera merawat Mbainem dan siap memberi
makan serta kebutuhan lainya . “Usia
segitu, sudah saatnya dipelihara oleh negara. Termasuk ini tugas kita dan kewajiban
kita sebagai manusia untuk membantu Mbainem ,” pungkasnya.
Sementara di
lokasi, petugas medis dari Puskesmas Panarukan , Situbondo turut membantu untuk intensifitaskan kondisi
kesehatan Mbainem. Kepala Puskesmas
Panarukan , Situbondo dr. Sdharmono mengatakan, setelah diperiksa secara
intensif atensi darah Mbainem normal namun kondisi fisik kurang stabil karena kurus.