Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Dengan
kasih sayang dan kesedian terpancar dari
raut wajah seorang ibu ketika mengetahui bahwa putri ketiganya, Kayla Almira
Sabrina sudah tak bernyawa.
Tampak
Ibu dari anak hasil perkawinanya dengan Amang Tri Afandi (37) ini tak dapat
menahan kesedian, wajahnya tampak pucat pasi dan lemas tak berdaya, saat anaknya
yang berusia 14 hari nyawanya tidak terselamatkan setelah mendapatkan perawatan
selama 4 hari di rumah sakit Jember Klinik.
Amang
menceritakan bahwa putrinya tersebut mengalami kondisi dimana selalu tersedak
saat minum Air Susu Ibu (ASI), lalu dia memutuskan untuk membawanya ke Rumah
Sakit (RS) Jember Klinik pada Senin (29/1/2018) malam sekitar jam 18:30 WIB.
“Kondisinya
sudah sangat kritis waktu sampai di RS Jember Klinik, lalu saya memaksa untuk
segera ditangani dan masuk IGD, diagnosa dokternya katanya infeksi Paru,” Kisah
pria kelahiran dusun Mandaran, RT 001 RW 015 Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger,
Jember ini.
Dihari
kedua, kondisi bayinya mulai stabil, lalu ia berniat memindahkan ke RSD dr.
Soebandi. “Saya berniat memindahkan bayi saya ke RSD dr Soebandi karena
jujur saya tidak mampu mengenai biayanya kalau terus dirawat disini, namun setelah
saya pastikan dulu kondisinya stabil,” katanya.
Setelah
bersiap-siap mau dirujuk, kondisinya drop lagi, akhirnya rencana untuk pindahpun
dibatalkannya. “Hari Jum'at sekitar pukul 09:30 WIB, saya ditelpon istri saya
agar segera ke rumah sakit Jember Klinik, dan saya mendapati kondisi bayi saya
wajahnya sudah membiru,” ucapnya dengan mata berkaca-caca.
Waktu
itu, nafasnya sudah hilang dan denyut jantung tidak stabil, dokter menyarankan
bayinya harus disambungkan selang langsung ke paru-parunya untuk membantu
pernafasan, dokter pun segera meminta persetujuan atas tindakan itu yang
kemudian disetujui oleh Amang dengan segala resikonya.
Setelah
beberapa saat, dokter mengintruksikan merujuk ke Soebandi dengan alasan tidak
tersedianya alat kesehatan. Namun anehnya, pegawai RS Jember Klinik tidak
segera memberikan merujukan. “Bayi saya sempat tertahan kurang lebih dua
jam, dari jam 10 hingga 12:15 WIB, itupun setelah saya marah-marah.”
Jelasnya.
Tertahannya
bayi, petugas beralasan harus menunggu proses penyambungan selang, namun
kesaksiannya, sudah selesai. “Memang ini hari jum’at, tapi apakah harus
menunggu Jum’atan baru anak saya diberangkatkan, namun kesaksian kendaraan
Ambulance sudah siap namun supirnya tidak ada”, lanjutnya.
Amang
pun kembali menanyakan pegawai Jember Klinik. “Harus nunggu apalagi, apa harus
nunggu anak saya mati dulu baru dikirim,” ucap Amang yang telah naik pitam
karena anaknya tidak segera diberangkatkan, akhirnya bayi Kayla pun
diberangkatkan pada pukul 12:15 WIB.
Sesampainya
di RSU dr Soebandi mendapatkan perawatan oleh tim medis IGD, namun berselang 1
jam kemudian bayinya tidak terselamatkan. “Saya ikhlas dengan kepulangan
anak saya, namun yang saya sesalkan kenapa petugas RS. Jember Klinik tidak
cekatan, pada waktu bayi saya mau dirujuk lama,” sesalnya.