
Pagelaran
yang dipusatkan di Pantai Payangan (Teluk Love) Ambulu ini merupakan ajang kreativitas
dan silaturahmi bagi para seniman jaranan, ta’-buta’an, barongsai, can-macanan
kaduk, dan reog serta para seniman dari kabupaten - kabupaten lain di Jawa
Timur.
Jaranan
dipilih sebagai kesenian ikonik yang jadi sentral dalam gelaran, karena
kesenian ini merupakan salah satu kesenian tertua di Jatim dan Indonesia”, Demikian
disampaikan oleh Sekretaris Dewan Kesenian Jember (DKJ), Kabupaten Jember Iwan Kusuma
kepada media ini, Kamis (15/2/2018).
Sehingga
tidak heran, menurutnya kesenian ini diterima oleh seluruh komunitas. “Sehingga
tidak heran, bagi warga Kabupaten Jember sendiri, Jaranan adalah kesenian yang
bisa diterima oleh komunitas Jawa, Madura, dan etnis-etnis lain” jelas pria
yang akrap disapa Cak Endut ini.
Tidak
salah jika kesenian jaranan “dalam ragam bentuknya” yang menjadi idola ini merupakan
salah satu pembentuk budaya lokal Jawa Timur yang bisa memberikan warna dan
kekuatan spiritual yang memperkuat lokalitas dan kedirian masyarakat di
tengah-tengah proyek modernitas dan globalisasi dewasa ini.
BSJB
menjadi bagian dari Festival Berdesa, sebuah event besar dari bermacam
rangkaian aktivitas kultural berbasis desa untuk mengembangkan dan
memberdayakan kehidupan masyarakat desa. Festival Berdesa ini berimplikasi pada
konsep acara yang semakin beragam dan meriah serta pelibatan banyak seniman dan
warga.
Rangkaian
acara: # Jumat, 16 Pebruari 2018, 13.00
-selesai, Pembukaan, bazar UKM, mancing mania, kuliner pesisir selatan,
kesenian rakyat & musik pantai. Lokasi Payangan # Sabtu, tgl 17 Pebruari
2018, 15.00 persiapan pesta lampion.
Pembukaan di buka oleh bapak Wabup Muqit Arif. Pesta lampion, musik
folk, keroncong alternatif & hadrah patrol. Sambil menanti sunset di Watu
Ulo.